Show simple item record

dc.contributor.authorJarwoto Roestanajie
dc.date.accessioned2013-12-03T07:34:01Z
dc.date.available2013-12-03T07:34:01Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101055
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3053
dc.description.abstractKasus infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, terutama di negara-negara berkembang. Infeksi dapat disebabkan oleh organisme patogen, baik virus, parasit, jamur, maupun bakteri. Salah satu bakteri penyebab infeksi yang sering ditemukan adalah Staphylococcus aureus (S. aureus). Namun, dalam beberapa tahun terakhir, S. aureus telah resistan terhadap antibiotik yang telah umum digunakan seperti penisilin G, amoksisilin, aztreonam, ampisilin, kloramfenikol, dan siprofloksasin. Karena adanya resistensi ini maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari alternatif substansi antibakteri baru dari alam, salah satunya adalah sarang semut (Myermecodia pendens). Kandungan sarang semut yang berpotensi sebagai antibakteri adalah polifenol, tanin, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro dan Konsentrasi Hambat Minimalnya (KHM) breakpoint. Metode uji daya antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Jenis penelitian adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah koloni bakteri S. aureus yang disesuaikan dengan standar 0,5 Mc Farland. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 1.000 mg/ml, 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,6 mg/ml, dan 7,8 mg/ml. Kontrol positif menggunakan suspensi sefaleksin dan kontrol negatif menggunakan larutan NaCMC 0,5%. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar sumuran dan diukur dengan jangka sorong. Data kemudian dianalisis dengan One Way ANOVA, jika tidak memenuhi persyaratan maka dapat dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Sedangkan untuk mencari KHM breakpoint secara kuantitatif dilakukan uji Regresi Linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat daya antibakteri ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) terhadap bakteri S. aureus secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) maka daya hambat terhadap bakteri S. aureus semakin besar. Penentuan KHM breakpoint ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) secara kualitatif adalah pada konsentrasi 1000 mg/ml dan KHM breakpoint secara kuantitatif di atas konsentrasi 832,70 mg/ml. Dapat disimpulkan ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) breakpoint ekstrak etanol sarang semut (M. pendens) terhadap pertumbuhan S. aureus secara kualitatif adalah 1000 mg/ml, sedangkan secara kuantitatif adalah sebesar 832,70 mg/ml.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101055;
dc.subjectSARANG SEMUT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureusen_US
dc.titleUJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record