PERAN DAN DI NAMI KA ORGANISASI PETANI TEBU DI WILAYAH OPERASIONAL PG. SEMBORO
Abstract
Berdirinya berbagai organisasi petani tebu yang ada diwilayah PG Semboro
Kabupaten Jember setelah masa reformasi memang sangat membantu sekali dalam
hal memperjuangkan aspirasi petani tebu khususnya, dimana kondisi pada tahun
1997 terjadi krisis moneter dan juga adanya perjanjian pemerintah dengan IMF
dengan kesepakatan diantaranya (1) Ketentuan tentang penurunan tarif bea masuk
bagi perdagangan luar negeri termasuk bea masuk gula. (2). Ketentuan tentang
penyusutan peranan Bulog, dimana Bulog hanya diperbolehkan untuk melakukan
monopoli beras. Kondisi tersebut sangat berdampak pada ketahanan ekonomi bagi
petani tebu.berdirinya organisasi petani tebu menjadi simbol kekuatan baru bagi
petani untuk memperjuangkan nasib mereka. Seiring perjalanan waktu organisasi
petani tebu yang ada di PG Semboro tetap eksis dan juga bisa memperjuangkan
nasib petani hingga saat ini. Organisasi yang ada di PG Semboro yang dulunya
hanya ada dua organisasi dan tahun 2006 terjadi perpecahan internal didalam salah
satu organisasi membuat para kader organisasi yang merasa kecewa memilih
mendirikan organisasi petani tebu lainya.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa (1)Interaksi yang terjadi antar
organisasi petani tebu baik Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) Jember,
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Semboro, Koperasi Petani
Tebu Rakyat (KPTR) Mitra Usaha serta Koperasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
(KPTRI) PG Semboro bersifat formal dan nonformal. Interaksi antar organisasi
yang bersifat formal adalah pertemuan rutin 1 bulan sekali yang disebut forum temu
kemitraan (FTK). Forum temu kemitraan (FTK) yang menjadi pokok bahasan
dalam pertemuan tersebut adalah penentuan upah tebang tebu, penentuan biaya
anggkut tebu, perumusan besarnya profit sharing, target giling, Bongkar Ratoon
dan Rawat Ratoon, kelancaran kredit, penjualan gula serta teknis budidaya tebu.
Interaksi antar organisasi yang bersifat nonformal adalah pertemuan biasa yang
dilakukan para petani tebu baik dilahan ataupun di sekitar PG. (2) Peran organisasi
petani tebu yang ada di wilayah PG Semboro adalah sebagai penyedia fasilitas yaitu
vii
terkait penyediaan dana kredit bagi petani tebu, peran mediasi dan negosiasi yaitu
membantu petani tebu ataupun anggota untuk melaksanakan mediasi dan negosiasi
dengan pihak pemangku kebijakan. Peran edukasi dimana organisasi petani tebu
yang ada di wilayah PG Semboro melakukan berbagai pelatihan dan juga
menyampaikan berbagai informasi penting terkait keadaan pertebuan ataupun
kondisi gula terkini. Organisasi petani tebu juga berperan dalam mengawal berbagi
aspirasi serta menampung segala permasalahan yang dialami petani untuk dicarikan
jalan keluar yang baik. (3) Manfaat organisasi petani tebu yang ada diwilayah PG
Semboro bagi petani tebu adalah penyediaan kredit usaha tani tebu, penyedian
mesin traktor, penyedia pupuk untuk petani tebu, dan penyedia berbagai informasi
baik rendemen, harga lelang gula, harga tebang angkut dan lainya.
. (4) Dinamika yang terjadi antara empat organisasi petani tebu yang ada
diwilayah operasional PG Semboro sangat dinamis tetapi rapuh, hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai interaksi yang dilakukan antar organisasi dalam mengawal
aspirasi petani tebu baik permasalahan lelang gula, profit sharing, rendemen dan
harga tebu yang sangat rentan akan berbagai kepentingan kelompok ataupun
individu untuk meraup kentungan dari permasalahan yang dihadapi petani tebu,
sehingga membuat organisasi petani tebu satu dan lainya bisa berselisih paham
bahkan menuju pada konflik yang membuat petani kian tidak percaya kepada
organisasi petani tebu dan juga PG karena tidak adanya transparasi akan rendemen.
Harga tebu yang relatif lebih rendah dari PG lain diluar PTPN XI serta profit
sharing yang yang dirasa tidak adil bagi petani karena profit sharing diluar PTPN
XI lebih tinggi dan bahkan ada yang memberlakukan profit sharing 0%. Menurunya
kepercayaan petani tebu terhadap organisasi dan juga pihak PG berdampak pada
kurangnya bahan baku tebu untuk giling di PG Semboro akibat banyaknya petani
tebu yang menjual tebu keluar PG Semboro terutama keluar PG PTPN XI sehingga
mengakibatkan PG Semboro berpotensi merugi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4325]