dc.description.abstract | Kakao merupakan komoditi ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
namun karena kurangnya pengolahan industri kakao menyebabkan biji kakao
ekspor mudah terkontaminasi oleh serangga, kapang, dan kotoran lain. Beberapa
mikroba yang berperan dalam fermentasi kakao adalah khamir, bakteri, dan
kapang. Jumlah mikroba dan waktu fermentasi berbeda sesuai dengan perbedaan
negara penghasil kakao. Pada proses fermentasi, pertama-tama tumbuh koloni dari
khamir, kemudian diikuti oleh bakteri asam laktat (BAL), selanjutnya asam asetat
dan yang terakhir adalah kapang. Pasca fermentasi biji kakao mudah sekali
terkontaminasi oleh kapang jenis Aspergillus dan Penicillium selama proses
pengeringan, penyimpanan, pengiriman, dan perdagangan. Kedua jenis kapang ini
dapat menghasilkan mikotoksin (aflatoksin dan ochratoksin) yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik. Dalam
perdagangan ekspor komoditi kakao keberadaan kapang dan mikotoksin akan
menurunkan kualitas yang berdampak pada penurunan volume penjualan dan
penurunan harga jual.
Keberadaan kapang dan mikotoksin dalam produk kakao dapat dihambat
dengan cara penggunaan kultur tambahan bakteri asam laktat produsen agensia
antikapang. Bakteri asam laktat ini secara alami ada dalam fermentasi kakao dan
dapat diisolasi, yang selanjutnya dapat dipacu sebagai penghasil agensia
antikapang bagi komoditi kakao ekspor. Penghambatan pertumbuhan kapang pada
biji kakao diharapkan mampu menghambat pembentukan mikotoksin.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah produksi antikapang bagi
penghambat pertumbuhan kapang dan penghambat pembentukan mikotoksin
dalam produk biji kakao ekspor. Tujuan utama dari penelitian ini untuk
memproduksi agensia antikapang yang merupakan salah satu senyawa pengawet
viii
alami(biopreservatives) dari bakteri asam laktat. Hal ini dapat dicapai dengan
identifikasi bakteri asam laktat fermentasi alami biji kakao dan eksploitasi potensi
bakteri tersebut sebagai penghasil agensia antikapang alami (antifungal agents).
Penelitian tentang karakteristik bakteri asam laktat penghasil senyawa
antikapang pada fermentasi kakao perlu dilakukan dengan ruang lingkup
eksplorasi bakteri asam laktat dari fermentasi alami kakao dan identifikasi agensia
antikapang (antifungal agents) yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat serta
pemanfaatannya sebagai penghambat pertumbuhan kapang dan pembentukan
mikotoksin dalam produk biji kakao.
Dari 16 isolat bakteri yang diduga bakteri asam laktat, 5 diantaranya
kemudian diuji sifat fisiologisnya. Selanjutnya diuji aktivitas antikapangnya
terhadap kapang berwarna hijau, kapang berwarna hitam, kapang berwarna biru,
dan kapang berwarna putih dengan dugaan kapang tersebut adalah Aspergillus
flavus, A. niger, A. ochraceus, dan Penicillium.
Dari hasil identifikasi didapatkan dugaaan sementara bahwa isolat BK 02
(02) adalah Leuconostoc mesenteroides, Isolat BK 25 (23) adalah Lactobacillus
plantarum, isolat BK 33 (32) adalah Lactobacillus plantarum, isolat LK 23
(2.1.1.12) adalah Leuconostoc paramesenteroides, dan isolat BK 43 (2.1.1.15)
adalah Lactobacillus plantarum. Zona penghambatan yang paling baik
ditunjukkan oleh penghambatan isolat BK 43 terhadap kapang berwarna hitam
yang diduga sebagai kapang A. niger, sedangkan zona penghambatan yang paling
kecil ditunjukkan oleh penghambatan isolat BK 02 terhadap kapang berwarna biru
yang diduga sebagai kapang A. ochraceus. Identifikasi ini berdasarkan pada buku
Bergey’s Manual (Gibbons, 1974).
Untuk selanjutnya, hasil penelitian ini memberikan dasar kepada penelitian
berikutnya untuk mengidentifikasi senyawa antikapang melalui tahap purifikasi
dan karakterisasi. Dari penelitian lanjutan ini diharapkan adanya senyawa
antikapang dengan struktur dan jumlah yang jelas bagi penghambatan
pertumbuhan kapang dan penghambatan produksi aflatoksin.
Kata kunci : Kakao, bakteri asam laktat, kapang, khamir, senyawa antikapang,
mikotoksin | en_US |