Show simple item record

dc.contributor.authorFi t r i Yul i s t i y a ni Ro s z a na
dc.date.accessioned2014-01-28T18:43:16Z
dc.date.available2014-01-28T18:43:16Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM011510201032
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26542
dc.description.abstractTembakau White burley merupakan bahan utama dalam industri rokok Sigaret Putih Mesin (SPM). Penggunaan tembakau White Burley mencapai 20% dari komposisi seluruh bahan baku rokok. Di Propinsi Jawa Timur, tembakau White Burley di usahakan di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Menurut Dinas Perkebunan Kabupaten Jember, Kecamatan Wuluhan memiliki luas panen terbesar yaitu 244 Ha. Usahatani tembakau White Burley di Kecamatan Wuluhan dilakukan dengan jalan kemitraan dengan PT. Philip Moris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan, faktor-faktor yang mendorong berkembangnya pola kemitraan, mengetahui efisiensi penggunaan biaya, mengetahui pendapatan, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani yang melakukan kemitraan dengan PT. Philip Moris di Desa Ampel Kecamatan Wuluhan. Penentuan daerah penelitian didasarkan pada metode disengaja (Purposive Method) yaitu Desa Ampel Kecamatan Wuluhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dan korelasional. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan metode Disproportinate Stratified Random Sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pola kemitraan yang terjalin adalah pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA); (2) Faktor-faktor pendorong berkembangnya kemitraan adalah jaminan pasar, jaminan modal, keterbukaan pihak pengusaha, bimbingan teknis pasca panen, keterlibatan pemerintah, bimbingan teknis budidaya, ketersediaan pupuk, anjuran penanaman varietas tertentu dan penanggungan resiko; (3) Nilai R/C ratio pada usahatani tembakau White Burley sebesar 1,75, maka usahatani efisien dan layak untuk diusahakan; (4) Pendapatan rata-rata usahatani tembakau White Burley sebesar Rp 10.112.589,22, nilai tersebut menunjukkan keuntungan bagi petani; dan (5) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani tembakau White Burley adalah luas lahan, biaya produksi, harga jual, dan produksi. Faktor-faktor yang berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan usahatani adalah umur petani, pendidikan, dan lama petani bermitra. PT. Philip Moris sebagai perusahaan mitra harus bersifat terbuka terhadap petani, khususnya terkait dengan standar kualitas dan kuantitas tembakau White Burley yang diinginkan oleh perusahaan. Kemitraan antara PT. Philip Moris dengan petani tembakau White Burley harus dilandasi dengan rasa kekeluargaan, sehingga setiap permasalahan yang timbul dalam kemitraan dapat terpecahkan melalui jalan musyawarah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011510201032;
dc.subjectPOLA KEMITRAAN , PENDAPATAN USAHATANI, TEMBAKAU WHITE BURLEYen_US
dc.titleANALISIS POLA KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU WHITE BURLEY ( Kasus pada Usahatani Tembakau White Burley di Desa Ampel Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember )en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record