APLIKASI PEWARNA KULIT BUAH DUWET (SYZYGIUM CUMINII) PADA YOGURT DAN SIRUP
Abstract
Perkembangan ilmu pangan, ilmu gizi dan kedokteran telah banyak
menginformasikan bahaya bahan-bahan sintetik dalam pangan. Hampir semua produk
dipasaran menggunakan pewarna dan diperkirakan 90% zat pewarna sintetik,
padahal hasil penelitian pada hewan percobaan dipastikan bahwa pewarna sintetik ini
bersifat toksik dalam jangka panjang. Pewarna alami merupakan salah satu jawaban
menciptakan suatu produk pewarna yang aman bagi kesehatan. Buah duwet
(Syzygium cumini) merupakan salah satu buah penghasil pigmen antosianin terutama
pada kulitnya. antosianin inilah yang akan diekstrak dan dibuat dalam bentuk sediaan
pewarna cair dan bubuk, kemudian diaplikasikan pada produk pangan. produk pangan
yang dipilh adalah yogurt dan sirup yang mempunyai sifat keasaman tinggi.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sediaan pewarna
alami cair maupun bubuk dari kulit buah duwet yang ditambahkan pada yogurt dan
sirup terhadap warna, pH dan kadar brix, stabilitas warna dan pH selama rentang
penyimpanan dan penerimaan konsumen terhadap produk
Penelitian dilakukan dengan penambahan pewarna alami cair dan bubuk pada
yogurt dan sirup. Penambahan pewarna cair pada yogurt sebesar 0, 2,5, 5 dan 7,5%,
pewarna bubuk sebesar 0, 1, 2, dan 3% dan pewarna sintetik 0,06%. penyimpanan
dilakukan pada suhu dingin (refrigerant) selama rentang 18 hari. Untuk sirup
konsentrasi penambahan pewarna cair sebesar 0, 4, 5, dan 6%, pewarna bubuk
sebesar 0, 3, 4, dan 5% dan pewarna sintetik sebesar 0,03%. Penyimpanan dilakukan
pada suhu dingin (refrigerant) dan suhu ruang selama 84 hari. pengujian dilakukan
dengan mengamati pH, warna dan organoleptik untuk hari pertama, selanjutnya
diamati perubahan warna dan pH selama rentang penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan pewarna mempengaruhi pH dan
warna, semakin besar konsentrasi penambahannya semakin tinggi pH dan warna yang
dihasilkan, namun perbedaanya tidak terlalu besar. Penyimpanan yogurt rentang 18
hari pada suhu dingin (refrigerant) sedikit mempengaruhi perubahan pH dan warna.
Secara umum pewarnaa bubuk lebih stabil dibanding pewarna cair. Penyimpanan
sirup rentang 84 hari pada suhu dingin dan suhu ruang mempengaruhi perubahan pH
dan warna. Pada sirup penyimpanan suhu dingin lebih menstabilkan pH dan warna
sirup dibanding suhu ruang. Masing-masing perubahan tersebut telah mempengaruhi
stabilitas antosianin yogurt dan sirup. Pada uji organoleptik kesukaan pada yogurt
penambahan pewarna cair yang paling disukai adalah konsentrasi 7,5%, untuk
penambahan pewarna bubuk yang paling diaukai adalah konsentrasi 3%, sedangkan
pada sirup konsentrasi 6% untuk pewarna cair, pewarna bubuk adalah 5%