Show simple item record

dc.contributor.authorAZ ZAHRA
dc.date.accessioned2013-12-03T02:03:53Z
dc.date.available2013-12-03T02:03:53Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM081510501160
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2632
dc.description.abstractPadi merupakan komoditas pertanian yang sangat penting karena merupakan bahan makanan pokok di Indonesia selain ketela, sagu dan jagung. Peningkatan produksi melalui intensifikasi belum mampu meningkatkan produksi, karena kehilangan nitrogen ± 60-70% dari total N yang diberikan (De datta, 1981) dalam Gani (2009). Modifikasi pupuk N yaitu pupuk N yang bersifat slow release dapat mengurangi tingkat kehilangan pupuk. Menurut Fashola dkk. (2001) dalam Gani (2000), penggunaan polylefin-coated urea mendapatkan efisiensi agronomi N rata-rata 36 g/g N, sedangkan dari penggunaan urea saja hanya 20 g/g N. Penelitian Astuti (2010) menyatakan bahwa dugaan gabah kering per hektar pengairan berkala tidak berbeda dengan pengairan tergenang. Sumardi (2007) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan air dengan tidak tergenang pada padi sawah sebesar 19,581%, sedangkan penggunaan air tergenang terus menerus efisiensinya sebesar 10,907%. Tujuan penelitian untuk mengetahui dosis pupuk N yang diperoleh dari urea dan pupuk N slow release dengan pengairan intermittent dan tergenang yang paling baik terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu benih padi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan referensi teknik budidaya padi, khususnya penggunaan pupuk N slow release. Penelitian dilaksanakan sejak 14 Mei sampai 13 September 2012 di Agroteknopark Universitas Jember dan dilanjutkan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan, terdiri atas dua faktor. Pengairan intermittent (P1) dan tergenang (P2) sebagai faktor pertama dan faktor kedua yaitu dosis pupuk N dari urea dan N slow release dengan 4 taraf yaitu 92 kg N/ha (S1), 115 kg N/ha (S2), 138 kg N/ha (S3), dan 161 kg N/ha (S4). Penyiraman untuk perlakuan pengairan berkala (intermittent) dilakukan sedikit demi sedikit ± 2-5 cm (10 hst) , dikeringkan sampai tanahnya kering retak (1 hari) kemudian diari kembali dan dikeringkan kembali sampai mencapai pembungaan terus di genangi ± 5 cm. Penyiraman untuk pengairan tergenang dilakukan sedikit demi sedikit, saat usia 8 hst genangan mencapai ± 5 cm sampai pembungaan, 10 hari sebelum panen dikeringkan. Aplikasi pupuk NPK slow release dilakukan sebelum tanam dengan dibenamkan, pemupukan susulan I dilakukan saat usia 35 HST (1/2 dosis urea dan 5 kg/ha KCL). Pupuk susulan II dilakukan saat usia 44 HST (sisa dosis urea). Pupuk susulan tersebut dilakukan dengan cara dibenamkan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah malai dan kadar air benih (%) dipengaruhi oleh faktor pupuk dan pengairan; jumlah anakan , persentase gabah isi (%), berat 1000 butir dan keserempakan berkecambah (%) dipengaruhi faktor tunggal pupuk; sedangkan interaksi pupuk dan pengairan mempengaruhi jumlah gabah per malai dan berat per rumpun. Kesimpulan penelitian yaitu dosis 161 kg N/ha dan pengairan tergenang menghasilkan berat gabah per rumpun tertinggi; dosis 161 kg N/ha dengan kedua cara pengairan menghasilkan jumlah gabah per rumpun yang sama; pengairan tergenang meningkatkan jumlah malai dan kadar air benih (%); pemupukan nitrogen berpengaruh pada jumlah malai, persentase gabah isi (%), berat 1000 butir, kadar air benih (%) dan keserempakan berkecambah (%); dan dosis 138 kg N/ha menghasilkan keserempakan berkecambah terbaik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081510501160;
dc.subjectPUPUK NITROGEN, PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU BENIH PADIen_US
dc.titlePENGARUH PUPUK NITROGEN DAN CARA PENGAIRAN TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU BENIH PADIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record