PENGARUH KADAR AIR AWAL SIMPAN PADA KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA:CURCULIONIDAE)
Abstract
Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat dan protein. Jagung
biasa digunakan sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri.
Penyimpanan jagung dalam bentuk pipilan dengan kadar air basis kering biji
antara 12-14% dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan
yang tinggi akibat serangan hama kumbang bubuk (Sitophilus zeamais Motsch).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan varietas
jagung pada berbagai level kadar air biji terhadap serangan hama gudang
S.zeamais. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Fakultas
Pertanian Universitas Jember. 5 pasang imago diinfestasikan pada 5 varietas (Bisi
2, DK77, P 27, P21, PERTIWI) dengan 5 tingkatan kadar air awal (8%, 10%,
12%, 14%, 16%) dan diamati selama 75 hari. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga ulangan.
Pengamatan dilakukan terhadap mortalitas, jumlah F2, jumlah telur, jumlah imago
baru, dan tingkat kerusakan.
Mortalitas cenderung tinggi pada varietas Bisi 2 sebanyak 22% dan pada
kadar air 8% sebanyak 26,66% sedangkan yang terendah terdapat pada varietas
P27 sebanyak 15,33% dan kadar air 14% dan 16% sebanyak 11,33. Varietas
PERTIWI merupakan varietas dengan jumlah imago tertinggi yaitu sebanyak
205,6 sedangkan yang terendah terdapat pada varietas Bisi 2 sebanyak 108,6.
Jumlah telur tertinggi terdapat pada varietas PERTIWI dan P27 dengan kadar air
awal 16% yaitu sebanyak 41,33, sedangkan jumlah telur terendah terdapat pada
varietas Bisi 2 dan DK77 dengan kadar air awal 8% yaitu sebanyak 18. Tingkat
kerusakan tertinggi terdapat pada kadar air 16% sebesar 88,66%, dan menurun
sesuai dengan menurunya tingkat kadar air awal dan yang terendah terdapat pada
kadar air awal 8% sebesar 41,33%. Varietas P27 dan PERTIWI menunjukan
tingkat kerusakan yang tidak berbeda nyata sebesar 79,5%, dan 80,53% dan
merupakan varietas dengan tingkat kerusakan tertinggi, sedangkan tingkat
kerusakan terendah terdapat pada varietas Bisi 2 yaitu 43,62%.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]