PENGARUH VARIASI KECEPATAN AGITASI TERHADAP PRODUKSI EPIGLUKAN OLEH Epicoccum nigrum PADA MEDIA MOLASES
Abstract
Senyawa β-glukan berpotensi sebagai bahan pangan fungsional. β-Glukan
mempunyai fungsi sebagai Biological Response Modifier (BRM) atau pembangkit
sistem immunitas terhadap penyakit dan sebagai anti kanker. Epiglukan merupakan
senyawa β-glukan yang diproduksi oleh jamur Epicoccum nigrum dengan ikatan β(1
→3;1→6)-glukosidik.
Pada penelitian ini E. nigrum ditumbuhkan dalam
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) dimana kondisi lingkungan pertumbuhan
mikroba dapat dikontrol. Permasalahan yang timbul yaitu belum diketahuinya
pengaruh perbedaan kecepatan agitasi terhadap pertumbuhan kapang E. nigrum
dalam memproduksi epiglukan dengan kondisi lingkungan yang terkontrol.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan agitasi
terhadap biomassa dan produksi epiglukan oleh E. nigrum pada media molases
menggunakan CSTR.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan
mengendalikan satu faktor. Faktor yang dikendalikan yaitu variasi kecepatan agitasi
(100, 300, dan 500 rpm) dengan media pertumbuhan molases brix 5. Penelitian ini
dilakukan secara batch. Parameter-parameter yang diamati meliputi biomassa
(mg/ml), diameter pellet (mm), epiglukan (mg/ml), dan kadar gula reduksi (%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang E. nigrum yang ditumbuhkan
dengan agitasi 100 rpm menghasilkan biomassa tertinggi yaitu sebesar
1,6511±0,2551
mg/ml dengan diameter pellet sebesar 3,53 mm sedangkan produksi
epiglukan tertinggi terjadi pada agitasi 500 rpm sebesar 0,9740 mg/ml.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kecepatan agitasi berpengaruh
terhadap biomassa dan produksi epiglukan oleh E. nigrum. Biomassa kapang E.
nigrum mengalami penurunan seiring dengan semakin meningkatnya kecepatan
agitasi, yang diduga terjadi akibat agitasi yang semakin meningkat menyebabkan
stres fisik pada sel kapang sehingga sel kapang menjadi pecah dan komponen sel
menjadi larut dalam media. Produksi epiglukan mengalami peningkatan seiring
dengan meningkatnya kecepatan agitasi, yang diduga terjadi akibat kecepatan agitasi
yang semakin meningkat menyebabkan lapisan polisakarida (lendir) di bagian luar
dinding sel mudah terlepas dan larut dalam media.