ANALISIS KEBUTUHAN ALSINTAN DAN JUMLAH TENAGA KERJA BIDANG PERTANIAN (Studi Kasus di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember)
Abstract
Peningkatan produksi pertanian guna menuju ke swasembada pangan,
haruslah memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan optimu, sehingga
dapat menjamin kelestarian sumber daya alam. Oleh karena penerapan alat dan
mesin pertanian (alsintan) bidang pertanian haruslah tepat.
Penerapan alat dan mesin pertanian dilakukan pada proses pra-panen dan
pasca-panen. Pada umumnya proses pra-panen untuk pemgolahan tanan,
pengendalian hama dan pengairan, sedangkan proses pasca-panen untuk mengolah
produk pertanian menjadi produk komsumsi. Penerapan alan dan mesin pertanian
ini dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga, dengan menganalisis
ketersediaan dan kebutuhan tenaga.
Penelitian ini dilaksanakan di 8 desa dalam wilayah Kecamatan
Jenggawah, Kabupaten Jember, pada Bulan Agustus sampai Desember 2007.
Penelitian ini diharapkan mampu menganalisis kebutuhan tenaga dalam bidan
pertanian, serta memberikan alternatif tenaga yang ada.
Hasil analisis untuk kegiatan pra-panen pengolahan tanah jumlah
ketersediaan tenaga 4783,58 kw, sedangkan untuk kebutuhan tenaga pada
pengolahan tanah 1533,695 kw. Ketersediaan pompa 135 unit sampai 400 unit
sedangkan kebutuhan pompa 2 unit sampai 135unit.
Energi untuk kebutuhan pengeringan 2727,60 J sedangkan ketersediaannya
3490,67 J. Untuk pengilingan padi ketersediaan mobile RMU 14 unit dan
Stasioner 4 unit untuk kebutuhan mobile RMU 64 unit dan stasioner 8 unit.
Sebagai alternatif kekurangan tenaga untuk pengolahan tanah, maka
digunakan tenaga yang berasal dari hewan dan traktor. Untu pasca panen
dilakukan pemerataan dan pergiliran mesin.