Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Produksi Jagung pada Berbagai Musim Tanam di Kabupaten Jember (Studi Kasus Desa Grenden Kecamatan Puger dan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu)
Abstract
Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan
penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk juga
merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas.
Ketersediaan pangan dapat dilakukan dengan cara pengembangan komoditaskomoditas
pangan, diantaranya adalah jagung karena selain berperan sebagai
bahan pangan dan ternak, juga berpotensi ekspor karena komoditi ini masih dapat
diupayakan mempunyai keunggulan komparatif. Produksi jagung yang optimal
diperoleh apabila ditanam pada musim kemarau, baik musim kemarau (MK I)
maupun musim kemarau II (MK II). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keunggulan komparatif dan kompetitif dalam pengusahaan jagung pada berbagai
musim tanam di Kabupaten Jember, mengetahui dampak dari kebijakan
pemerintah terhadap usahatani jagung serta pengaruhnya terhadap trend produksi,
luas panen dan produktivitas.
Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method) pada Desa
Grenden Kecamatan Puger dan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode derkriptif dan analitis. Metode
pengambilan contoh dengan menggunakan metode Quota Sampling berdasarkan
karakteristik tertentu, populasi dibagi menjadi sejumlah unit/segmen. Dari tiap
segmen dipilih sejumlah unit atau anggota populasi sesuai jatahnya (kuota).
Metode pengambilan data yaitu data primer dan sekunder. Metode analisa data
menggunakan analisa Trend yaitu metode kuadrat terkecil (least square method)
dan analisa PAM (Policy Analysis Matrik).
iv
Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend luas panen, produksi dan
produktivitas jagung di Kabupaten Jember menunjukkan perkembangan yang
semakin meningkat. Usahatani jagung pada berbagai musim tanam di Kabupaten
Jember baik MK I maupun MK II dengan biaya sewa lahan tidak diperhitungkan
memiliki keunggulan komparatif dan memiliki keunggulan kompetitif. Usahatani
jagung MK I mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif lebih baik
dibanding usahatani jagung MK II. Usahatani jagung pada berbagai musim tanam
di Kabupaten Jember baik MK I maupun MK II dengan biaya sewa lahan
diperhitungkan, mengakibatkan penurunan keunggulan kompetitif usahatani
jagung sebesar 41,04% dan MK II sebesar 42,66% namun masih memiliki
keunggulan kompetitif. Kebijakan pemerintah terhadap harga dan mekanisme
pasar output pada usahatani jagung MK I maupun MK II tidak memberikan
dampak positif bagi petani, sehingga harga yang diterima petani lebih rendah dari
harga sosial. Sedangkan kebijakan pemerintah dalam subsidi input telah
memberikan dampak positif pada usahatani jagung MK I dan MK II, sehingga
biaya input yang dikeluarkan petani lebih rendah dari harga sosial. Kebijakan
pemerintah dan mekanisme pasar input-output untuk usahatani jagung MK I dan
MK II tidak memberikan dampak positif bagi petani, sehingga keuntungan yang
diperoleh petani lebih rendah dari keuntungan sosial. Namun, diterapkannya
kebijakan tarif impor jagung sebesar 5% telah berdampak positif terhadap input
dan output secara keseluruhan baik pada usahatani jagung MK I maupun MK II,
tetapi tidak memberikan cukup insentif pada usahatani jagung MK I.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4297]