ANALISIS WILAYAHc (Coffea sp.) DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PROBOLINGGO
Abstract
Sebagai salah satu bidang usaha yang berbasis sumberdaya alam (natural
resourch based) , usaha perkebunan di Indonesia berpeluang besar untuk
berkembang menjadi bidang usaha andalan nasional sebagaimana halnya peran
bidang ini pada era kolonial. Kopi sebagai salah satu komoditas perkebunan dapat
dijadikan komoditas andalan ekspor non migas Indonesia di era perdagangan bebas.
Dengan memiliki daya saing yang tinggi, produsen dapat menghasilkan produksi
yang optimal. Disamping itu, perlu adanya campur tangan pemerintah dalam hal
proteksi produksi dengan pajak atau bea ekspor khususnya untuk komoditas
perkebunan yaitu kopi. Untuk itu, perlu adanya suatu penelitian tentang wilayah
komoditas kopi dan kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Probolinggo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah daerah-daerah di
Kabupaten Probolinggo merupakan basis komoditas kopi, mengetahui kontribusi
komoditas kopi terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Probolinggo,
mengetahui keterkaitan antara komoditas kopi dengan sektor-sektor lainnya di
Kabupaten Probolinggo, dan mengetahui dampak pengganda komoditas kopi di
Kabupaten Probolinggo. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive
method) , yaitu di Kabupaten Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode diskriptif dan korelasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis Location
Quotient (LQ) untuk mengetahui sektor basis dan non basis dan analisis input
output untuk mengetahui besarnya kontribusi, keterkaitan sektor, dan dampak
pengganda yang ditimbulkan komoditas kopi terhadap perekonomian wilayah
Kabupaten Probolinggo.
viii
Hasil penelitian menyatakan bahwa:
1. Beberapa daerah di Kabupaten Probolinggo merupakan daerah basis kopi, yaitu
Kecamatan Sukapura, Sumber, Tiris, dan Krucil.
2. Kontribusi komoditas kopi terhadap perekonomian Kabupaten Probolinggo
relatif tinggi dengan permintaan antara sebesar Rp 1,56 juta, permintaan akhir
sebesar Rp 478.864,00 juta, output sebesar Rp 370.055,56 juta, dan nilai tambah
bruto sebesar Rp 370.054,00 juta.
3. Keterkaitan ke depan langsung dan langsung tidak langsung komoditas kopi
dengan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Probolinggo adalah rendah dan
sedang, yaitu 0,000003 dan 1,000003. Sedangkan nilai keterkaitan komoditas
kopi ke belakang baik langsung maupun tidak langsung adalah rendah dan
sedang, yaitu 0,000004 dan 1,000004
4. Dampak pengganda output komoditas kopi di Kabupaten Probolinggo relatif
rendah dengan nilai sebesar 1,00 dibandingkan dengan dampak pengganda
sektor lain. Sedangkan dampak pengganda pendapatan tipe 1 dan 2 komoditas
kopi sebesar 1,00.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]