dc.description.abstract | Buah naga (Hylocereus sp) atau yang sering disebut “Dragon Fruit”
merupakan salah satu buah tahunan yang bisa tumbuh di Indonesia. Terdapat
empat jenis buah naga yaitu buah naga daging putih, buah naga daging merah,
buah naga daging super red dan buah naga kulit kuning daging putih. Selama ini
buah naga masih dikonsumsi dalam bentuk buah segar, karena penanganan pasca
panennya masih tradisional. Pada dasarnya buah naga dapat diolah menjadi
produk pangan baru seperti jus, sirup, es krim, selai, dodol, buah dalam kaleng
dan lain sebagainya. Dengan adanya pengolahan buah naga menjadi produk
pangan baru akan menyebabkan buah naga mengalami perlakuan panas termasuk
pemanasan (blanching, sterilisasi), pendinginan, evaporasi, pengeringan dan
pembekuan. Untuk menghitung proses-proses tersebut diperlukan suatu
pengetahuan tentang sifat termal supaya proses pengolahan buah naga dapat
dilakukan secara tepat dan baik dan menghasilkan produk pangan yang bermutu
tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini khusus meneliti tentang sifat sifat termal
buah naga yang dijadikan puree, sifat termal tersebut yaitu panas spesifik dan
konduktivitas termal. Tujuan penelitian untuk menentukan nilai panas spesifik dan
konduktivitas termal berbagai macam varietas dan konsentrasi puree buah naga
dan mengkaji pengaruh varietas dan konsentrasi puree terhadap nilai panas
spesifik dan konduktivitas termal.
Penelitian ini dilakukan mulai Bulan April-Oktober 2012 dan bertempat di
Laboratorium Teknik Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Parameter-parameter yang diukur meliputi kapasitas panas kalorimeter, panas
spesifik, konduktivitas termal, kadar air, total solid dan densitas. Penentuan panas
spesifik dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan kalorimeter
(method of comparison calorimeter), kalorimeter yang digunakan adalah
kalorimeter tipe radiasi. Sedangkan konduktivitas termal ditentukan langsung
dengan menggunakan alat KD 2 Pro yaitu alat yang digunakan untuk mengukur
sifat-sifat termal salah satunya adalah konduktivitas termal.
Percobaan ini diawali dengan pengukuran kapasitas panas kalorimeter.
Pengukuran kapasitas panas kalorimeter bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan kalorimeter dalam menyerap atau melepaskan panas. Adapun
nilai kapasitas panas kalorimeter A, B dan B* yaitu -0,051 kJ/°C, -0,063 kJ/°C dan
-0,056 kJ/°C.
Nilai panas spesifik puree buah naga daging merah TS 4%, TS 14% dan
TS 18% adalah 3,796 kJ/kgᵒC; 3,537 kJ/kgᵒC dan 3,440 kJ/kgᵒC. Nilai panas
spesifik puree buah naga daging putih TS 6%, TS 10% dan TS 18% adalah 3,731
kJ/kgᵒC; 3,549 kJ/kgᵒC dan 3,276 kJ/kgᵒC. Dan nilai konduktivitas termal puree
buah naga daging merah TS 4%, TS 14% dan TS 18% adalah 0,565 W/mK; 0,486
W/mK dan 0,475 W/mK. Nilai konduktivitas termal puree buah naga daging putih
TS 6%, TS 10% dan TS 18% adalah 0,531 W/mK; 0,506 W/mK dan 0,491
W/mK. Sedangkan nilai panas spesifik buah naga daging merah adalah 3,507
kJ/kgᵒC dan buah naga daging putih adalah 4,183 kJ/kgᵒC. Dan nilai konduktivitas
termal buah naga daging merah sebesar 0,552 W/mK dan buah naga daging putih
sebesar 0,571 W/mK. Panas spesifik dan konduktivitas termal puree buah naga
dipengaruhi oleh kadar air dan densitasnya. Apabila kadar airnya semakin besar
maka panas spesifik dan konduktivitas termal puree buah naga akan semakin
besar pula. Sedangkan apabila densitasnya semakin kecil maka panas spesifik dan
konduktivitas termal puree buah naga akan semakin besar. | en_US |