Show simple item record

dc.contributor.authorGRETA AYU FEBRIANA
dc.date.accessioned2013-12-02T05:49:31Z
dc.date.available2013-12-02T05:49:31Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM081510501156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2296
dc.description.abstractRINGKASAN Pemanfaatan Bakteri Antagonis Bacillus subtilis Dan Pseudomonas fluorescens Untuk Mengendalikan Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang ( Erwinia stewartii) Pada Jagung (Zea mays), Greta Ayu Febriana, 081510501156. Program Studi Agroteknologi Minat Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Salah satu kendala penting dalam upaya peningkatan produksi jagung adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh bakteri Erwinia stewartii. Bakteri Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina golongan A1 (OPTK A1) ini ternyata sudah berkembang di Indonesia terutama di sentra-sentra produksi jagung. Penyakit busuk pangkal batang dilaporkan dapat menyebabkan kerusakan tanaman hingga 65% pada varietas rentan. Perkembangan E. stewartii sangat cepat, sehingga populasinya cepat berkembang dan cepat menular dari satu tanaman ke tanaman lain. Sedangkan pengendalian menggunakan pestisida kimiawi yang sering dilakukan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu pengendalian yang efektif untuk menekan perkembangan penyakit. Salah satunya dengan memanfaatkan bakteri antagonis B. subtilis dan P. fluorescens. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui potensi bakteri antagonis B. subtilis dan P. fluorescens yang diaplikasikan secara tunggal maupun kombinasi untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh bakteri E. stewartii, (2) mengetahui volume aplikasi bakteri antagonis yang efektif untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2012 di Lahan Percobaan dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor A yaitu perlakuan bakteri B. subtilis (A1) dan P. fluorescens (A2) secara tunggal, kombinasi B. subtilis dan P. fluorescens (A3) dan tanpa bakteri atau kontrol (A0). vi Faktor B yaitu perlakuan volume aplikasi bakteri, yaitu 5 ml (B1), 10 ml (B2), dan 15 ml (B3). Masing-masing kombinasi perlakuan (AB) diulang sebanyak tiga kali. Suspensi bakteri antagonis dengan kerapatan 2,9 x 10 vii 8 cfu/ml untuk B. subtilis dan 3,8 x 10 8 cfu/ml untuk P. fluorescens diaplikasikan ke media pada 7 hari sebelum tanam, sedangkan untuk patogen E. stewartii diaplikasikan pada 14 hari setelah tanam. Hasil pengamatan pada gejala penyakit busuk pangkal batang yang muncul meliputi tiga bagian, yaitu pada daun, batang, dan empulur batang. Gejala yang tampak pada daun yaitu adanya garis berwarna hijau pucat sampai kuning yang membujur searah tulang daun, sehingga menyebabkan daun menjadi kering, layu dan mati. Untuk gejala luar yang tampak pada bagian batang yaitu terdapat bercak kecoklatan berbentuk garis dan bulat pada ruas bagian bawah batang yang membusuk. Sedangkan gejala dalam pada batang dari tanaman jagung yang terinfeksi E. stewartii yaitu rongga pada empulur batang terbentuk pada tanaman yang tertular di dekat permukaan tanah. Apabila bagian pangkal dibelah, disekitar pembuluh batang terdapat garis berwarna kecoklatan yang membusuk. Untuk memastikan gejala yang muncul pada tanaman tersebut disebabkan oleh patogen E. stewartii, maka dilakukan reisolasi dari batang tanaman jagung yang terserang dan ditumbuhkan pada media NA. Hasil reisolasi yang didapat bahwa sesuai dengan ciri dan sifat dari patogen E. stewartii. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa aplikasi bakteri antagonis B. subtilis dan P. fluorescens baik secara tunggal maupun kombinasi berpengaruh positif terhadap masa inkubasi penyakit, yaitu dapat memperpanjang masa inkubasi dari perlakuan kontrol 27,11 hsi (hari setelah inokulasi) menjadi 34,78 hsi. Hasil insidensi penyakit yang paling baik adalah aplikasi kombinasi B. subtillis dan P. fluorescen dengan volume 15 ml. Pada perlakuan kontrol insidensi penyakit dapat mencapai 69%, sedangkan pada perlakuan kombinasi bakteri insidensi penyakit hanya mencapai 31,3%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081510501156;
dc.subjectPEMANFAATAN BAKTERI ANTAGONISen_US
dc.titlePEMANFAATAN BAKTERI ANTAGONIS Bacillus subtilis DAN Pseudomonas fluorescens UNTUK MENGENDALIKAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG ( Erwinia stewartii) PADA JAGUNG ( Zea mays)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record