ANALISIS WILAYAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MENDASARI KEPUTUSAN PETANI BERUSAHATANI JAGUNG GUNA MENUNJANG PERKEMBANGAN SUB SEKTOR PANGAN DI KABUPATEN SUMENEP
Abstract
Jawa Timur adalah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Kabupaten
Sumenep merupakan kabupaten yang memiliki luas panen jagung terbesar di Jawa
Timur namun tidak diimbangi dengan tingkat produksi yang tinggi. Jadi
produktivitas jagung di Kabupaten Sumenep relatif masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) basis wilayah kecamatan
sentra jagung di Kabupaten Sumenep berdasarkan produksi yang dapat
mendukung kegiatan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sumenep, (2)
penyebaran komoditas jagung di Kabupaten Sumenep bersifat azas lokalita dan
spesialisasi, (3) faktor-faktor yang mendasari keputusan petani berusahatani
jagung di Kabupaten Sumenep, (4) kendala-kendala berusahatani jagung di
Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, metode korelasional, dan metode analitis. Metode pengambilan contoh
dilakukan dengan menggunakan metode Multiple Stage Cluster Sampling dan
Slovin. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis data
menggunakan analisis wilayah LQ, BSR, RM, Lokalita, Spesialisasi, dan metode
deskriptif.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) jagung pada wilayah-wilayah
kecamatan sebagian besar merupakan sentra produksi jagung, (2) karakteristik
penyebaran komoditas jagung mengarah pada azas tidak terlokalita (tidak
terkosentrasi pada satu wilayah) dan spesialisasi (mengkhususkan untuk
memproduksi jagung), (3) faktor-faktor yang mendasari keputusan petani memilih
usahatani jagung berdasarkan urutan yang paling penting adalah faktor tradisi atau
kebiasaan, aspek sumberdaya alam, aspek ekonomi, pengetahuan, dan anjuran, (4)
kendala-kendala berusahatani jagung ada pada : (a) permodalan yaitu tidak
tersedia kelembagaan sarana produksi untuk para petani jagung, (b) sumberdaya
vii
viii
yang dibedakan menjadi sumberdaya alam yaitu lahan yang berbatu, tadah hujan,
cuaca yang tidak menentu dan sumberdaya manusia yaitu kebiasaan petani yang
enggan untuk melakukan penyeleksian benih, (c) proses budidaya yaitu lahan
yang ditanami jagung tidak dapat diolah dengan menggunakan traktor karena
berbatu, ternak sapi yang digunakan untuk proses membajak terkadang langkah,
kurangnya tenaga dalam penanaman benih, penanaman jagung tidak melalui
penghitungan jarak tanam, proses pemupukan yang disebar, pengairan hanya
mengandalkan turunnya hujan, kesadaran masyarakat untuk merawat dan
memperbaiki jalan kurang, dan (d) pasca panen yaitu ketergantungan terhadap
sinar matahari pada proses penjemuran.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4325]