Show simple item record

dc.contributor.authorIchwan Gayuh Firmansyah
dc.date.accessioned2014-01-21T09:43:17Z
dc.date.available2014-01-21T09:43:17Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM081510501007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19978
dc.description.abstractBunga jantan dan bunga betina pada tanaman kelapa sawit terpisah serta memiliki waktu pematangan yang berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri ( Pardamean, 2011). Kenyataan ini menyebabkan tanaman ini memerlukan penyerbukan silang. Kabupaten Blitar mulai membuka kebun kelapa sawit rakyat pada tahun 2006 dan baru memanfaatkan E. kamerunicus sebagai serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh E. kamerunicus sebagai serangga penyerbuk kelapa sawit di Kabupaten Blitar. Penelitian dilaksanakan di kebun kelapa sawit rakyat Kabupaten Blitar bulan Januari sampai Mei 2012, menggunakan metode observasi langsung terhadap 3 macam potensi, yang dimiliki oleh SPKS, yaitu potensi penyerbukan, potensi biologi, dan potensi ekonomi. Pengamatan potensi penyerbukan dilakukan terhadap parameter nilai Fruit set pada TBS hasil penyerbukan buatan dan TBS hasil penyerbukan E. kamerunicus yang dilanjutkan dengan analisis dengan menggunakan uji T. Pengamatan potensi biologi dilakukan terhadap parameter lama hidup imago, lama waktu siklus hidup, serta kemampuan bertelur. Potensi ekonomi ditentukan dari perhitungan efisiensi biaya penyerbukan yang diberikan oleh E. kamerunicus dan sisa laba kotor yang diberikan oleh penyerbukan buatan dan E. kamerunicus. Hasil penelitian menujukkan bahwa bahwa nilai Fruitset TBS penyerbukan buatan tidak berbeda nyata dengan Fruitset hasil penyerbukan oleh E. kamerunicus. Lama hidup imago jantan 19,73 hari sedangkan betina 17,47 hari, lama siklus hidup 13,58 hari, dan imago betina mampu menghasilkan 32,77 butir telur semasa hidupnya. Perhitungan potensi ekonomi menunjukkan bahwa E. kamerunicus mampu menghemat biaya penyerbukan sebesar 47.694 rupiah untuk tiap 20 pohon/45 hari, serta sisa laba kotor sebesar 39.920 rupiah sedangkan penyerbukan buatan menghasilkan laba kotor — 9.134 rupiah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081510501007;
dc.subjectE.kamerunicus, potensi penyerbukan, potensi biologi, potensi ekonomi, Kabupaten Blitar.en_US
dc.titlePOTENSI Elaeidobius kamerunicus Faust. SEBAGAI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN BLITARen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record