Show simple item record

dc.contributor.authorLailatul Hasanah
dc.date.accessioned2014-01-21T02:48:18Z
dc.date.available2014-01-21T02:48:18Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM051510401061
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19353
dc.description.abstractUpaya peningkatan dan pengamanan produksi beras nasional masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat masalahnya sangat kompleks termasuk berbagai kendala yang bersifat fisik maupun biologis sebagai dampak perubahan iklim global. Salah satu kendala biologi ialah masalah gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang menyebabkan penurunan produksi kuantitas maupun kualitas dan bahkan terjadinya kegagalan panen. Pada awal era reformasi tahun 1998, Deptan telah mencanangkan program Gema Palagung (Gerakan Mandiri Padi, Kedelai, dan Jagung) yang menetapkan komponen intensitas pertanaman (IP) yaitu IP 200 dan IP 300 sebagai sistem penanaman. Pola tanam pada IP 200 yaitu padi-kedelai, padi-jagung atau padi-padi, sedangkan pada IP 300 diterapkan pola tanam padi-padi-kedelai, padi-padi-jagung atau padi-padipadi. Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau (Juni – Agustus 2009), yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan populasi OPT pada tanaman padi di daerah IP 300 pasca implementasi pengelolaan hama terpadu (PHT) dan perubahan perilaku serta kebiasaan petani dalam upaya mengatasi masalah OPT tanaman padi. Lokasi penelitian di Kabupaten Jember (Banjarsengon dan Lampeji) dan Banyuwangi (Jajag dan Kaligondo). Populasi OPT pada lahan tanaman padi yang dikelola petani sekolah lapangan pengelolaan hama terpadu (SLPHT) dan non SLPHT diamati dan dibedakan antara hama atau penyakit. Perbedaan antara dua perlakuan yaitu perkembangan OPT pada lahan yang dikelola petani SLPHT dan non SLPHT, dianalisis menggunakan uji t-student berdasarkan data yang diperoleh dari 15 petak contoh untuk setiap perlakuan. Pasca implementasi PHT pada empat desa contoh yang menerapkan sistem tanam padi IP 300, gangguan OPT (hama dan penyakit) di lahan yang dikelola petani SLPHT maupun non SLPHT masih ditemukan. Gangguan OPT yang paling dominan (ditemukan di setiap desa contoh) yaitu hama penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Walker) dan penyakit tungro. Selain penggerek batang ditemukan pula beberapa hama yaitu walang sangit (Leptocorisa acuta Thunb.), hama putih (Nymphula depunctalis Gn.), belalang (Patanga succinta Linn.) dan tidak ditemukan wereng daun hijau (Nephotettix virescens Distant) yang berperan sebagai vektor virus tungro. Terdapatnya insiden penyakit tungro di semua desa contoh, tanpa adanya wereng daun hijau sebagai vektor virus tungro dapat terjadi karena di lahan percobaan tersedia sumber inokulum dan petani melakukan aplikasi insektisida kimiawi yang bersifat sistemik. Berdasarkan interaksi vektor dengan virus tungro yang bersifat semi persisten, penggunaan insektisida yang bersifat sistemik masih memungkinkan serangga vektor dalam waktu singkat menularkan virus tungro pada tanaman sehat sebelum terbunuh akibat insektisida. Kepadatan populasi (penggerek batang padi putih dan tungro) berdasarkan hasil pengujian tidak selalu lebih tinggi pada lahan yang dikelola petani SLPHT. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani SLPHT maupun non SLPHT di dalam upaya pengendalian OPT belum menerapkan prinsip-prinsip PHT dengan benar. Penerapan prinsip-prinsip PHT dengan benar perlu diterapkan terutama pada lokasi yang menerapkan sistem tanam IP 300, untuk jangka panjang perlu diantisipasi kemungkinan adanya ledakan OPT dengan melakukan pergiliran varietas tahan, memperbaiki teknik budidaya tanaman, dan mengurangi penggunaan pestisida kimiawi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051510401061;
dc.subjectPerkembangan Populasi OPT Tanaman Padi di Daerah Penanaman Padi Sistem IP 300 Pasca Implementasi PHTen_US
dc.titlePerkembangan Populasi OPT Tanaman Padi di Daerah Penanaman Padi Sistem IP 300 Pasca Implementasi PHTen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record