Show simple item record

dc.contributor.authorMurtianingsih, Sri
dc.date.accessioned2014-01-20T11:21:01Z
dc.date.available2014-01-20T11:21:01Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM051520201023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18639
dc.description.abstractDalam rangka memberdayakan petani melalui kelompok sekaligus meningkatkan kekuatan tawar petani, Pemerintah melakukan intervensi dengan kegiatan Pengembangan Agribisnis Cooperative Farming. Dalam penerapannya, kegiatan ini dilakukan dengan rekayasa-rekayasa sosial, teknologi, ekonomi, dan nilai tambah. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan petani yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Kegiatan Penerapan Model Pemberdayaan Petani Cooperative Farming, pengaruh faktor pendidikan, kondisi ekonomi, dan pengalaman petani terhadap motivasi petani untuk mengadopsi Kegiatan Penerapan Model Pemberdayaan Petani Cooperative Farming dan untuk mengetahui pengaruh tingkat motivasi petani tersebut terhadap pendapatan yang diperoleh, serta mencari langkah-langkah strategis untuk memberdayakan petani. Daerah penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive method), yaitu di Kelompok Tani Lumintu, penerap program Cooperative Farming, di Desa Tambahrejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, sedang pembandingnya adalah kelompok Tani Harapan Sejahtera, di Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode survey, diskriptif, dan komparatif. Petani responden diambil dengan cara sensus sejumlah 52 orang dari kelompok penerap Cooperative Farming, dan pembandingnya juga 52 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada perbedaan nyata pada tingkat pendapatan petani yang menerapkan Cooperative Farming dan yang tidak menerapkan Cooperative Farming. Petani yang menerapkan model Cooperative Farming mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani tidak yang menerapkan Cooperative Farming. Faktor pendidikan berpengaruh nyata secara langsung terhadap motivasi petani, disamping itu pendidikan bersama-sama faktor kondisi ekonomi dan pengalaman melalui motivasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani, sedang faktor kondisi ekonomi berpengaruh nyata secara langsung terhadap tingkat motivasi, dan bersama-sama faktor pengalaman melalui motivasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani, dan faktor pengalaman berpengaruh nyata secara langsung terhadap tingkat motivasi, serta tingkat motivasi berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani. Dari hasil analisis SWOT, posisi implementasi model pemberdayaan petani Cooperative Farming di desa Tambahrejo Kecamatan Candipuro berada pada kuadran I, yaitu daerah Ideal, yang berarti mempunyai kekuatan yang sangat besar dan peluang yang sangat baik, sehingga strategi yang diterapkan untuk memberdayakan petani melalui penerapan model Cooperative Farming utamanya adalah dengan mengembangkan agribisnis secara utuh dari hulu sampai hilir, membina petani untuk berjiwa wiraswasta, dan meningkatkan kualitas SDM anggota kelompok tani.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051.52020.1023;
dc.subjectModel Pemberdayaan Petani, Cooperative Farming,en_US
dc.titleImplementasi Model Pemberdayaan Petani Cooperative Farming di Kabupaten Lumajangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record