Implementasi Model Pemberdayaan Petani Cooperative Farming di Kabupaten Lumajang
Abstract
Dalam rangka memberdayakan petani melalui kelompok sekaligus
meningkatkan kekuatan tawar petani, Pemerintah melakukan intervensi dengan
kegiatan Pengembangan Agribisnis Cooperative Farming. Dalam penerapannya,
kegiatan ini dilakukan dengan rekayasa-rekayasa sosial, teknologi, ekonomi, dan
nilai tambah.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan petani
yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Kegiatan Penerapan Model
Pemberdayaan Petani Cooperative Farming, pengaruh faktor pendidikan, kondisi
ekonomi, dan pengalaman petani terhadap motivasi petani untuk mengadopsi
Kegiatan Penerapan Model Pemberdayaan Petani Cooperative Farming dan untuk
mengetahui pengaruh tingkat motivasi petani tersebut terhadap pendapatan yang
diperoleh, serta mencari langkah-langkah strategis untuk memberdayakan petani.
Daerah penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive method), yaitu di
Kelompok Tani Lumintu, penerap program Cooperative Farming, di Desa
Tambahrejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, sedang
pembandingnya adalah kelompok Tani Harapan Sejahtera, di Desa Karanganom,
Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Metode penelitian menggunakan
pendekatan metode survey, diskriptif, dan komparatif. Petani responden diambil
dengan cara sensus sejumlah 52 orang dari kelompok penerap Cooperative
Farming, dan pembandingnya juga 52 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada perbedaan nyata pada tingkat
pendapatan petani yang menerapkan Cooperative Farming dan yang tidak
menerapkan Cooperative Farming. Petani yang menerapkan model Cooperative
Farming mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
petani tidak yang menerapkan Cooperative Farming. Faktor pendidikan
berpengaruh nyata secara langsung terhadap motivasi petani, disamping itu
pendidikan bersama-sama faktor kondisi ekonomi dan pengalaman melalui
motivasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani, sedang faktor kondisi
ekonomi berpengaruh nyata secara langsung terhadap tingkat motivasi, dan
bersama-sama faktor pengalaman melalui motivasi berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan petani, dan faktor pengalaman berpengaruh nyata secara langsung
terhadap tingkat motivasi, serta tingkat motivasi berpengaruh nyata terhadap
tingkat pendapatan petani. Dari hasil analisis SWOT, posisi implementasi model
pemberdayaan petani Cooperative Farming di desa Tambahrejo Kecamatan
Candipuro berada pada kuadran I, yaitu daerah Ideal, yang berarti mempunyai
kekuatan yang sangat besar dan peluang yang sangat baik, sehingga strategi yang
diterapkan untuk memberdayakan petani melalui penerapan model Cooperative
Farming utamanya adalah dengan mengembangkan agribisnis secara utuh dari
hulu sampai hilir, membina petani untuk berjiwa wiraswasta, dan meningkatkan
kualitas SDM anggota kelompok tani.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]