dc.description.abstract | Manajemen persediaan bahan baku merupakan hal yang penting dalam suatu
kegiatan produksi. Berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, ditentukan oleh
berapa jumlah produk yang akan diproduksi pada suatu periode tertentu. Penentuan
formulasi kebutuhan bahan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
menentukan perencanaan persediaan bahan baku pada suatu periode dalam suatu
proses produksi. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam penentuan formulasi
kebutuhan bahan adalah metode regresi linier berganda.
Pabrik Gula Pandjie merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
kegiatan produksi adalah melakukan proses pengolahan gula tebu dan berada
dibawah naungan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero). Dalam kegiatan produksi
gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah terjadinya penumpukan bahan
baku tebu di lapangan dan emplacement akibat manajemen tebang angkut yang
kurang terkoordinasi dan kurang optimal. Adanya penumpukan bahan baku tersebut
menyebabkan kualitas tebu mengalami penurunan, karena tebu merupakan bahan
hasil pertanian yang sangat rentan mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan
dan hal ini berpengaruh terhadap penanganan dalam pengolahannya menjadi gula
termasuk dalam penambahan bahan-bahan pembantu selama proses pengolahan.
Selain itu, manajemen tebang angkut tebu yang kurang optimal dapat menurunkan
kualitas rendemen, karena tebu jika ditebang pada saat umur tebu belum optimal nilai
rendemennya akan kecil. Nilai rendemen yang kecil berpengaruh terhadap kualitas
dan kuantitas gula yang dihasilkan serta berpengaruh pula terhadap jumlah bahanbahan
pembantu yang harus ditambahkan pada proses pengolahan gula. Berdasarkan
viii
permasalahan tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian tentang manajemen
persediaan bahan baku pada proses pengolahan gula tebu di Pabrik Gula Pandjie
Situbondo untuk mencari formulasi persediaan bahan baku yang tepat pada proses
pengolahan gula. Tujuan penelitian ini adalah Menentukan formulasi jumlah tebu
tergiling, bahan pembantu (kapur tohor, belerang, flokulan dan nilai rendemen untuk
mencapai produksi gula SHS yang optimum pada musim giling tahun 2003 sampai
2007 (1), menentukan formulasi persediaan bahan baku terbaik agar dicapai produksi
gula SHS yang paling optimum yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penentuan jumlah persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk musim giling tahun
2008 (2). Analisis data yang digunakan yaitu data-data tentang volume tebu tergiling,
nilai rendemen, volume kapur tohor, volume belerang, volume flokulan dan volume
gula SHS pada musim giling tahun 2003 sampai tahun 2007. Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan bahwa Formulasi persediaan bahan baku yang terbaik dan
paling optimal adalah pada tahun 2006 dengan persamaan garis regresi:
883.1030.0840.28101.0658.201181.1627 XXXXXY ++-++-= , dengan R
= 0,994 dan hasil uji F berbeda nyata, serta produksi gula SHS paling optimal sebesar
54321
1767,5 pada periode 10 dengan formulasi bahan baku nilai rendemen 7,24, dan
jumlah persediaan bahan baku yang harus dipesan untuk tebu tergiling sebesar
22685,9 ton, kapur tohor 28,2 ton, belerang 12430 kg serta pemakaian flokulan
sebanyak 50 kg. | en_US |