Show simple item record

dc.contributor.authorJoko Wahyudiyono
dc.date.accessioned2014-01-20T06:05:36Z
dc.date.available2014-01-20T06:05:36Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM001510101105
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18342
dc.description.abstractJagung (Zea mayz L.) merupakan tanaman C , spesies yang menghasilkan asam 4 karbon sebagai produk utama awal penambatan CO iii 4 pada proses fotosintesis. Ketersediaan unsur hara merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman. Sipramin merupakan salah satu pupuk organik cair yang dimanfaatkan oleh petani sebagai pupuk alternatif karena harganya yang cukup murah serta diduga mengandung unsur hara makro, hara mikro dan senyawa organik. Aplikasi sipramin yang berlebihan (> 16.000 l/ha) dapat mengakibatkan turunnya pH tanah, Ca 2+ dan Mg . Magnesium diketahui sebagai penyusun logam yang menempati bangun klorofil serupa yang ditempati oleh besi dalam bangun hemoglobin. Timbulnya kekurangan Magnesium dapat disebabkan karena penyerapannya terganggu oleh banyaknya ion K + , Na + dan NH 4 + 2 2+ . Sipramin juga nyata mempertinggi kandungan Sulfat (SO ) dan Sodium (Na) dalam tanah. Akumulasi Na + yang tinggi dalam sitoplasma dapat menyebabkan kematian sel. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui: (1) Interaksi antara dosis pemupukan Mg dalam dolomit terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah dengan kadar Na tinggi, (2) Varietas yang memiliki respon terhadap dosis pemupukan Mg dalam dolomit pada tanah dengan kadar Na tinggi, (3) Pengaruh Mg dalam dolomit terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah dengan kadar Na tinggi. Penelitian dilaksanakan di lahan Pusat Inkubator dan Agribisnis (PIA) jubung mulai bulan Agustus 2004 sampai dengan Desember 2004, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan dengan empat taraf perlakuan P0 = 0 ton dolomit/ha (0 ton Mg/ha) P1 = 4 ton dolomit/ha (960 kg Mg/ha) P2 = 6 ton dolomit/ha (1440 kg Mg/ha) P3 = 8 ton dolomit/ha (1920 kg Mg/ha) serta dua macam varietas jagung, yaitu varietas lokal Jember Silo dan varietas komposit Bisma. Uji lebih lanjut menggunakan Uji Jarak Duncan taraf kepercayaan 5%. Parameter penelitian meliputi: Laju pertumbuhan tanaman relatif, jumlah daun, berat kering brangkasan, umur berbunga, panjang tongkol, diameter tongkol, berat kering tongkol berklobot, berat kering tongkol tanpa klobot, berat biji per tongkol, berat 100 biji, kandungan klorofil daun serta kandungan Na dan Mg jaringan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian pertumbuhan dan produksi dua varietas jagung akibat aplikasi Magnesium dalam dolomit pada 4 tanah berkadar natrium tinggi, adalah: (1) Pertumbuhan dan produksi jagung yang tumbuh pada tanah berkadar natrium tinggi bukan merupakan respon varietas dan aplikasi Mg dalam dolomit, (2) Varietas jagung lokal lebih tahan tumbuh di kadar Na tanah tinggi dibandingkan dengan varietas jagung hibrida, (3) Pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yang tumbuh pada tanah berkadar Na tinggi tidak dipengaruhi oleh aplikasi dolomit.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries001510101105;
dc.subjectDolomiten_US
dc.titlePERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record