Show simple item record

dc.contributor.authorTri Vita Lestari
dc.date.accessioned2014-01-20T05:42:08Z
dc.date.available2014-01-20T05:42:08Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM011510401050
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18263
dc.description.abstractPenyakit layu yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat di dataran rendah dengan intensitas penyakit 7%-75%. Penyakit layu bakteri juga sangat merugikan pertanaman tembakau, kentang, kacang tanah, pisang, cabai dan juga menginfeksi tanaman berkayu yang bernilai ekonomi, sehingga diperlukan pengendalian yang efektif. Berbagai macam teknik pengendalian telah dilakukan seperti penggunaan kultivar tahan, rotasi tanaman bukan inang, pemakaian bakterisida, perbaikan cara budidaya, pembersihan lahan dan alat-alat pertanian, namun pengendalian tersebut kurang efektif. Salah satu pengendalian yang efektif yaitu penggunaan bakteri antagonis B. subtilis. Bakteri B. subtilis sebagai agensia hayati sebaiknya dijual dalam bentuk yang mudah digunakan, untuk itu harus diformulasikan. Formulasi yang sesuai akan memberikan habitat yang dapat melindungi mikroorganisme dengan demikian akan meningkatkan potensinya untuk hidup. Agensia hayati yang dikomersilkan memerlukan kemasan yang ideal bagi pertumbuhannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media formulasi dan jenis kemasan terhadap viabilitas B.subtilis selama penyimpanan dan untuk mengetahui efektivitas B. subtilis yang telah diformulasikan terhadap pengendalian layu bakteri R. solanacearum pada tanaman tomat secara in vitro. Penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu peremajaan B. subtilis dan R. solanacearum, perbanyakan B. subtilis, pembuatan formulasi, uji viabilitas dan uji antagonisme secara in vitro. Peremajaan B. subtilis dan R. solanacearum dilakukan pada media Nutrient Agar (NA). Perbanyakan B. subtilis dilakukan pada media pepton 1%, pepton glukosa cair dan Nutrient Broth (NB). Formulasi B. subtilis terdiri dari tiga kombinasi yaitu pupuk kandang + talk + kaolin (F1), pupuk kompos + talk + kaolin (F2) dan dedak + tepung arang + talk + kaolin (F3). Masing-masing formulasi dikemas ke dalam kemasan plastik transparan (P1) dan kemasan aluminium foil (P2). Uji Viabilitas masing-masing formulasi diamati setiap minggu selama 12 minggu. Formulasi yang diperoleh diuji antagonismenya secara in vitro disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga ulangan, peubah yang diamati yaitu diameter koloni dan persentase penghambatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri B. subtilis masih dapat bertahan hidup dalam waktu 12 minggu pada semua formulasi, dengan populasi tertinggi pada kombinasi dedak, tepung arang, talk, kaolin yang dikemas dengan aluminium foil (F3P2) sebesar 1.75x1018 CFU/ml. Bakteri B. subtilis pada semua formulasi mampu menghambat pertumbuhan R. solanacearum. Formulasi F3P2 menunjukkan persentase penghambatan tertinggi sebesar 76,57 %.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011510401050;
dc.subjectMEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN Bacillus subtilisen_US
dc.titlePENGARUH MEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN Bacillus subtilis UNTUK PENGENDALIAN Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) PADA TANAMAN TOMAT SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record