“ Studi Optimasi pada Produk Tape Ubi Kayu dan Olahannya (Studi Kasus di Industri Rumah Tangga Tape 86 Jember)”
Abstract
Ubi kayu mempunyai sifat mudah busuk dan harus dikonsumsi segera.
Apabila dibiarkan selama 2 hari dan tidak segera diolah maka warna yang semula
putih kekuningan akan menjadi coklat kebiruan. Untuk mengatasi penurunan mutu
ubi kayu adalah dengan cara pembuatan makanan seperti tape, suwar-suwir, jenang
tape. Salah satu industri rumah tangga yang memproduksi makanan berbahan dasar
ubi kayu adalah Tape 86. Industri rumah tangga seringkali dihadapkan pada masalah
penentuan tingkat produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan
beberapa batasan-batasan yang ada pada industri tersebut. Maka untuk memecahkan
masalah ini dapat digunakan linear programming menggunakan model matematis.
Program linear merupakan suatu model umum yang digunakan dalam
pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal.
Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau
menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing
kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas.
Apabila suatu masalah linear programming melibatkan lebih dari dua kegiatan
maka dapat digunakan suatu cara yang lazim dipakai untuk menentukan kombinasi
optimal dari tiga variabel atau lebih yaitu dengan menggunakan metode simplek.
Namun pemecahan linear programming juga dapat diselesaikan menggunakan
program yang ada di komputer yaitu Mathematic program (Mathprog) karena
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah tanpa harus dengan
perhitungan manual yang menggunakan kalkulator.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari formula yang tepat dalam memperoleh
keuntungan maksimal pada kondisi sebelum dan setelah kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) di industri rumah tangga “Tape 86” Jember.
Menurut perhitungan metode simplek dan Mathprog, formula keuntungan
optimal pada kondisi sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak adalah Z =
1.875.741X1 + 96.300X2 + 158.150X3 dengan solusi optimal sebesar Rp 5.252.100/
produksi dengan produksi tape saja sebanyak 2800 kg. Dan formula keuntungan
optimal pada kondisi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak, didapatkan
keuntungan Z = 642.845X1 + 106.100X2 + 129.500X3 dengan solusi optimal sebesar
Rp1.800.000/ produksi dengan produksi tape saja sebanyak 2800 kg tanpa harus
memproduksi suwar-suwir dan jenang tape.