dc.description.abstract | Kebun kelapa seluas 3,7 ha yang sebagian besar di kelola oleh rakyat
menghasilkan sabut kelapa yang melimpah, sabut kelapa hanya sebagian kecil
dimanfaatkan untuk membuat kesed dan tali, sebagian besar masih berupa limbah.
Sabut kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang beranilai tinggi. Salah
satu produk dari pemanfaatan serat sabut kelapa yang dianggap memiliki nilai
ekonomi tinggi yaitu serat sabut berkaret. Lateks karet alam dapat di hasilkan dari
perkebunan karet yang sebagian dikelola oleh rakyat. Karet dapat direaksikan dengan
belerang menghasilkan vulkanisat. Serat sabut kelapa yang telah dikeritingkan
mempunyai sifat pegas atau elastis, sifat elastis serat sabut keriting dapat di
tingkatkan dengan menambahkan sejumlah vukanisat dalam serat keriting. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan serat sabut berkaret secara
manual dan mempelajari tingkat elastisitas yang sesuai untuk produksi Sebutret.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap dengan menggunakan faktor tunggal dengan 5 ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dosis vulkanisat memberikan pengaruh nyata terhadap densitas
dan pampatan tetap (elastisitas) serat sabut berkaret demikian pula ketebalan sebutret.
Hasil terbaik dari penelitian tahap I (perlakuan dosis vulkanisat) adalah pada pada
dosis 80 gram vulkanisat (sampel D80) menghasilkan densitas rata-rata 0,068
gram/cc, pampatan tetap (elastisitas) dengan rata-rata 6,014 % sedangkan penelitian
tahap II (perlakuan ketebalan) adalah ketebalan 2 cm (sampel T2) menghasilkan
densitas rata-rata 0,091 (gram/cc) dan pampatan tetap rata-rata 10,588 (%),
peningkatan elastisitas sebutret dapat dilakukan dengan mengatur peningkatan
perbandingan serat kertiting, dosis vulkanisat dan pengurangan ketebalan sebutret. | en_US |