ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN MESIN PENGIRIS KERUPUK LOKAL STUDI KASUS DI UD. RAHAYU JAYA SIDOARJO
Abstract
Kerupuk udang merupakan makanan tradisional Indonesia yang disukai
oleh seluruh masyarakat baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini terbukti
dengan adanya volume ekspor dan jumlah Negara pengimpor kerupuk udang yang
terus meningkat. prospek usaha kerupuk udang dikatakan sangat cerah karena
didukung oleh berbagai faktor berikut. Kerupuk udang sudah dikenal dan sudah
memiliki jaringan pemasaran yang luas, memiliki cita rasa yang khas dan dapat
diterima oleh hampir semua orang di seluruh dunia, fleksibel karena dapat
berperan sebagai pelengkap lauk dan sebagai makanan ringan/snack, potensi
bahan cukup besar yang berasal dari dalam negeri sendiri, teknik pembuatan tidak
sulit, dan mesin atau peralatan sudah memenuhi. pangsa pasar kerupuk udang
sampai saat ini masih bersaing ketat dengan kerupuk lainnya, karena sampai saat
ini jenis kerupuk kerupuk udang sangat banyak dan masing-masing mempunyai
keunggulan tersendiri. Di dalam negeri, permintaan kerupuk udang terus
bertambah seiring dengan berkembangnya industri pangan yang menggunakan
bahan baku tepung. penggunaan peralatan pembuatan kerupuk yang masih
tradisional, terutama pada pemberdayaan tenaga manusia dalam proses pengirisan
kerupuk dengan menggunakan pisau biasa akan menyebabkan biaya produksi
yang tinggi. Untuk menekan biaya produksi pada pengirisan kerupuk, selanjutnya
berkembang mesin pengiris kerupuk mekanis dengan memanfaatkan motor listrik.
Dengan adanya mesin pengiris kerupuk mekanis ini, para pengusaha kecil di desadesa
akan terbantu dalam meningkatkan produksi hanya dengan tenaga pengiris
yang kurang lebih dua orang dan hal ini dapat meminimalisir biaya produksi yang
berlebihan akibat tenaga kerja yang terlalu banyak.
Seiring dengan adanya mesin pengiris kerupuk mekanis, maka perlu
diadakan suatu pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui kelayakan mesin
pengiris kerupuk tersebut. Pengkajian tersebut meliputi aspek teknis, ekonomis.
Pengujian aspek teknis meliputi efisiensi mesin pengiris pada saat pengirisan
kerupuk. Dari analisis biaya, didapatkan biaya total sebesar Rp. 219.399.394,09 .
Sedangkan untuk pengujian kelayakan mesin pengiris kerupuk mekanis tersebut
dilakukan dengan menggunakan analisis NPV (Net Present Value) sebesar Rp.
43.842.178,04 dan B/C Ratio sebesar 1,23 yang berarti mesin ini layak untuk
2
digunakan. Maka dengan adanya mesin pengiris kerupuk mekanis ini, para
pengusaha kecil di desa-desa akan terbantu dalam meningkatkan produksi hanya
dengan tenaga pengiris yang kurang lebih dua orang dan hal ini dapat
meminimalisir biaya produksi yang berlebihan akibat tenaga kerja yang terlalu
banyak. Sehingga dengan bertambahnya kemajuan teknologi tentang mesin
pengiris kerupuk ini diharapkan agar dapat memajukan usaha perkrupukan di
Indonesia pada umumnya dan kabupaten Jember khususnya.