PEWARNA ALAMI CAIR DARI KULIT BUAH DUWET (Syzygium Cuminii) : KAJIAN PRODUKSI DAN STABILITAS SELAMA PENYIMPANAN
Abstract
Produksi dan jenis pewarna alami yang terbatas menyebabkan konsumsi
pewarna sintetis masih banyak diminati oleh masyarakat. Penggunaan pewarna
sintetis telah terbukti secara klinis menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker,
stroke, penyakit jantung, dan reaksi alergi pada anak. Penggunaan pewarna dalam
industri untuk bahan pangan semakin diminati sebagai penunjang penampilan
fisik yang prima. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai
kesehatan, membuat produk-produk pangan yang bersifat aman dan sehat menjadi
prioritas pilihan. Pewarna alami merupakan salah satu jawaban menciptakan
produk pangan yang menarik dari segi fisik namun juga aman bagi kesehatan.
Salah satu pewarna alami yang berpotensi untuk diproduksi adalah pewarna alami
cair dari kulit buah duwet. Pewarna alami cair dari kulit buah duwet telah diteliti
banyak mengandung pigmen antosianin (sianidin-ramnoglukosa, petunidin, dan
malvidin) yang mampu memberikan warna merah yang dominan dalam bahan
pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan pewarna
alami dalam bentuk cair dari kulit buah duwet dan mengetahui tingkat stabilitas
sediaan pewarna alami cair selama penyimpanan.
Penelitian dilakukan dengan mengkondisikan sampel pada dua kondisi pH
(derajat keasaman) yaitu : pH 1.7 dan pH 2.5 yang kemudian disimpan dalam tiga
kondisi penyimpanan yaitu : suhu ruang (27˚C), suhu refrigerator (5˚C) dan suhu
beku (-18˚C). Pengujian dilakukan dengan mengamati perubahan pH, perubahan
viskositas, perubahan intensitas warna, perubahan konsentrasi antosianin dan
antosianin tersisa selama rentang waktu penyimpanan (delapan minggu).
Hasil penelitian menunjukkan, selama masa penyimpanan (delapan
minggu) pewarna alami cair dari kulit buah duwet mengalami perubahan pada pH
(derajat keasaman), viskositas, intensitas warna, konsentrasi antosianin dan
antosianin tersisa. Masing-masing perubahan tersebut telah mempengaruhi
kestabilan dari pewarna alami cair dari kulit buah duwet. Penyimpanan dalam
suhu beku (-18˚C) memiliki dampak positif terhadap upaya mempertahankan nilai
stabilitas pewarna alami cair dari kulit buah duwet selama penyimpanan. Secara
umum, kemampuan umur simpan pewarna alami cair dari kulit buah duwet, pH
1.7 memiliki waktu paruh (T
) yang lebih lama sekitar 80,58 minggu dalam
kondisi suhu beku sedangkan pada pH 2.5 memiliki waktu paruh (T
1/2
) yang lebih
pendek sekitar 40.29 minggu dalam suhu beku (-18˚C). Hal ini menunjukkan
bahwa pada perlakuan pH 1.7 tingkat stabilitas pewarna alami cair dari kulit buah
duwet bisa dipertahankan daripada perlakuan pH 2.5.