dc.description.abstract | Kebutuhan akan bahan pangan yang semakin meningkat menimbulkan berbagai cara untuk mendapatkan bahan pangan alternatif seperti halnya jagung (Zea mays L.). Penanaman jagung dilakukan untuk mencukupi kebutuhan bahan pokok yang semakin meningkat seiring meningkatnya kepadatan penduduk di Indonesia. Pada jaman dulu sampai sekarang penanaman jagung dilakukan dengan menggunakan suatu alat yaitu tugal, sehingga alat tersebut dinamakan tugal tradisional karena bentuk dan ukuran serta cara pengoperasiannya yang bermacam-macam dan sangat sederhana, bergantung tradisi yang ada di daerah masing-masing petani. Akhir-akhir ini diperkenalkan satu terobosan baru bagi para petani yang semula bersifat tradisional ke arah teknologi tepat guna, yaitu alat tugal benih jagung semi mekanis. Sistem kerja alat ini menyerupai gerobak dorong, di mana pada pengoperasiannya membutuhkan 2 orang operator dengan saling berhadapan. Alat tersebut mempunyai 2 buah roda yang masing-masing dilengkapi 11 buah mata tugal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas alat tugal benih jagung semi mekanis terhadap kondisi lahan dengan perlakuan olah tanah primer, kinerja secara umum, tingkat akurasi, kapasitas dan efisiensi lapang maupun kemampuan adaptasi alat terhadap kondisi lahan. Penelitian ini dilakukan di Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember menggunakan 3 luasan petak yang masing-masing petak luasnya tidak sama. Petak 1 mempunyai luas 952,5 m², petak 2 mempunyai luas 720 m² dan petak 3 sebesar 757,5 m². Sebagai parameter pelengkap, dilakukan analisis karakteristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tugal semi mekanis mempunyai efisiensi lapang rata-rata lebih kecil daripada alat tugal tradisional tiap petaknya. Petak 1 menggunakan alat tugal benih jagung semi mekanis mempunyai efisiensi lapang rata-rata sebesar 37,92 persen. Sedangkan petak 2 dan 3, menggunakan alat tugal tradisional mempunyai efisiensi lapang rata-rata 42,16 persen dan 42,93 persen. Perlakuan olah tanah primer terhadap lahan menyebabkan kondisi permukaan lahan tidak rata. Sehingga saat dilakukan uji kinerja, alat sulit untuk dikendalikan pergerakannya. Dampak yang ditimbulkan akibat sulitnya pengendalian alat adalah operator cepat mengalami kelelahan. | en_US |