PEMBUATAN EDIBLE PLASTIK DARI TEPUNG PORANG (Amorphophallus oncophyllus) (Studi Pengaruh Perendaman dalam Abu Dapur, Konsentrasi Isolat Protein Kedelai, dan Konsentrasi Gliserol)
Abstract
Perkembangan teknologi pengolahan pangan yang pesat menghasilkan berbagai
produk pangan baru. Pesatnya teknologi pengolahan pangan juga diikuti
perkembangan teknik pengemasan pangan. Jenis pengemas yang banyak digunakan
untuk pangan adalah plastik. Plastik tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami
oleh mikroba penghancur/pengurai. Jenis pengemas modern yang banyak
dikembangkan dan mampu memberikan perlindungan atau peningkatan umur simpan
produk serta mudah terdegradasi dikenal dengan edible plastik. Edible plastik
berfungsi sebagai bahan pengemas yang memberikan efek pengawetan.
Edible plastik dibuat dari bahan alami seperti umbi porang yang memiliki
komponen glukomanan. Namun, umbi porang juga mengandung asam oksalat yang
dapat menimbulkan rasa gatal atau panas di mulut ketika dikonsumsi. Pengurangan
kadar oksalat umbi porang dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan abu
dapur. Peningkatan sifat fisik dan mekanis edible plastik dilakukan dengan
memvariasi bahan dasar, yaitu dengan penambahan isolat protein kedelai dan
plasticizer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan perendam abu dapur
pada pembuatan tepung porang, konsentrasi isolat protein kedelai, dan konsentrasi
gliserol terhadap sifat fisik dan mekanik edible plastik yang dihasilkan. Penelitian ini
dilakukan dengan tahapan meliputi pembuatan tepung porang dan dilanjutkan dengan
pembuatan edible plastik. Penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian dan dirancang
dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Bagian pertama adalah
perendaman dalam abu dapur dengan level konsentrasi meliputi 0%, 9.09%, 16.67%
dan 23.08% (b/b). Bagian kedua adalah perlakuan penambahan isolat protein kedelai
dengan level konsentrasi meliputi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%,
90%, dan 100% (b/b). Bagian ketiga adalah penambahan gliserol dengan level
konsentrasi meliputi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% (berat gliserol/berat campuran
tepung porang dan isolat protein kedelai). Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali
ulangan. Pengujian sampel meliputi kecerahan, ketebalan, perpanjangan, kuat tarik,
kadar air dan kelarutan. Data hasil pengamatan diuji statistik menggunakan uji beda
Tukey dengan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) peningkatan konsentrasi larutan abu
dapur dalam perendaman umbi porang dapat meningkatkan ketebalan, kuat tarik, dan
kelarutan tetapi, menurunkan kecerahan, perpanjangan, dan kadar air edible plastik
tepung porang, (ii) peningkatan konsentrasi isolat protein kedelai dapat meningkatkan
kecerahan, perpanjangan, dan kelarutan, tetapi menurunkan ketebalan, kuat tarik pada
konsentrasi 50%, dan kadar air edible plastik tepung porang dan (iii) peningkatan
konsentrasi gliserol dapat meningkatkan ketebalan hingga konsentrasi 25%,
perpanjangan, kadar air, dan kelarutan, tetapi menurunkan kuat tarik pada konsentrasi
25%, dan kecerahan edible plastik dari tepung porang.