Show simple item record

dc.contributor.authorDIANA RISTANINGSIH
dc.date.accessioned2014-01-17T07:09:39Z
dc.date.available2014-01-17T07:09:39Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM020213002008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16195
dc.description.abstractBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh suatu kesimpulan, sebagai berikut: 1) Penggunaan model pembelajaran Moving Class dalam pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 1 Panarukan terbukti efektif. Keefektifan penggunaan model pembelajaran Moving Class dapat dibuktikan dengan adanya beberapa faktafakta yang berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah. Berdasarkan fakta yang ada diketahui bahwa hasil belajar siswa lebih meningkat dari pada hasil belajar siswa pada semester sebelumnya, yaitu pada saat sekolah masih menerapkan model pembelajaran Permanen Kelas/kelas tetap. Hasil belajar siswa khususnya kelas II tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dengan rincian kelas II-A mencapai nilai rata-rata 74,9, untuk kelas kelas II-B mencapai nilai rata-rata 75,3, untuk kelas kelas II-C mencapai nilai rata-rata 74,7, untuk kelas kelas II-D mencapai nilai rata-rata 74. Bukti lain dari keefektivan penggunaan model pembelajaran Moving Class dalam pembelajaran Sejarah juga didukung oleh tingkat keefektivan relatif tiap kelas, khususnya untuk kelas II yang datanya diambil berdasarkan analisis data dari data hasil penelitian yang berupa nilai rata-rata siswa yang kemudian diolah berdasarkan rumus yang sudah ditentukan. Rincian tingkat keefektivan penggunaan model pembelajaran Moving Class antara lain, untuk kelas II-A mencapai 15,2%, untuk kelas II-B mencapai 15,8%, untuk kelas II-C mencapai 13,8%, untuk kelas II-D mencapai 13,8%. Tingkat keefektivan penggunaan model pembelajaran Moving Class secara keseluruhan kelas II adalah mencapai –9,8%. Sisi lain dari bukti pendukung keefektivan penggunaan model pembelajaran Moving Class adalah adanya karya siswa yang dituang dalam suatu kegiatan Kunjung Karya dan Majalah Dinding (Mading) dan adanya fakta bahwa guru tidak kesulitan dalam menyediakan media pembelajaran di ruang kelas mata pelajaran, khususnya mata pelajaran sejarah/bidang studi IPS; 2) Efektivitas penggunaan model pembelajaran Permanen Kelas ini terbukti kurang efektif. Hal itu terbukti bahwa tingkat keefektivan yang diperoleh pada saat sekolah menggunakan model pembelajaran Permanen Kelas/kelas tetap nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas II hanya mencapai beberapa persen saja. Adapun rincian nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas II di SMP Negeri 1 Panarukan adalah kelas II-A jumlahnya sebesar 70,1 kelas II-B jumlahnya sebesar 70,6 kelas II-C jumlahnya sebesar 70,1 kelas II-D jumlahnya sebesar 69,5. Bukti tersebut juga didukung oleh tingkat efektivitas relatif dalam penggunaan model pembelajaran Permanen Kelas, yaitu untuk kelas II-A tingkat efektivitasnya mencapai 7,8%, untuk kelas II-B tingkat efektivitasnya mencapai 8,6%, untuk kelas II-C tingkat efektivitasnya mencapai 7,8% untuk kelas II-D tingkat efektivitasnya mencapai 6,9%. Tingkat efektivitas relatif secara keseluruhan kelas, khususnya kelas II (kelas II-A, kelas II-B, kelas II-C, dan kelas II-D ) mencapai – 52,1%. Bukti lain juga dapat dilihat dari kegiatan pengembangan hasil karya siswa yang hanya membuat Majalah Dinding (Mading) saja dan tidak ada kegiatan Kunjung Karya serta adanya kesulitan dari pihak guru dalam menyediakan media pembelajaran dalam ruang kelas mata pelajaran; 3) Keaktifan dan keefektivan pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 1 Panarukan lebih efektif dengan menggunakan model pembelajaran Moving Class. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta-fakta yang ada. Fakta yang diperoleh dari hasil penelitian yang sudah diolah tersebut terbukti bahwa pembelajaran Sejarah menggunakan model pembelajaran Moving Class pada kelas II-A terdapat peningkatan keaktifan siswa dan keefektivan belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari data nilai siswa yang sudah diolah berdasarkan rumus yang sudah ditentukan sehingga dapat erhitung bahwa siswa mencapai keberhasilan belajar sebesar 15,2 % sedangkan keefektifan siswa pada saat penerapan model pembelajarn Kelas Permanen sebesar 7,8 %. Khusus untuk siswa kelas II-B yang menerapakan model pembelajaran Kelas Permanen mencapai keberhasilan belajar sebesar 8,6 % sedangkan pada saat penerapan model pembelajaran Moving Class dapat diketahui hasil belajar siswa yang dicapai adalah sebesar 15,8 %. Hasil belajar siswa kelas II-C pada saat penerapan model pembelajarn Kelas Permanen mencapai nilai sebesar 7,8 % sedangkan pada saat penerapan model pembelajaran Moving Class hasil belajar siswa mencapai nilai sebesar 13,8 %. Hasil belajar siswa kelas II-D pada saat penerapan model pembelajarn Kelas Permanen mencapai nilai sebesar 6,9 % sedangkan pada saat penerapan model pembelajaran Moving Class hasil belajar siswa mencapai nilai sebesar 13,8%. Perhitungan data nilai keefektivan kedua model pembelajaran tersebut secara keseluruhan adalah dalam penerapan model pembelajaran Moving Class dapat diperoleh data nilai sebesar 9,8 % = 9,8 sedangkan penerapan model pembelajaran Kelas Permanen/Tetap dapat diperoleh data nilai sebesar –52,1%= 52,1. Data nilai keefektivan yang sudah diolah atau dianalisis tersebut menyimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Moving Class lebih baik dan dapat ditindak lanjutin oleh pemerintah untuk diterapkan sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan model pembelajaran Moving Class.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries020213002008;
dc.subjectMODEL PEMBELAJARAN MOVING CLASS, MODEL PEMBELAJARAN PERMANEN KELASen_US
dc.titlePERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMANEN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Studi Kasus Pada Siswa Kelas II Di SMP Negeri 1 Panarukan Tahun Ajaran 2005/2006en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record