dc.description.abstract | Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh suatu
kesimpulan, sebagai berikut:
1)
Penggunaan model pembelajaran Moving Class dalam pembelajaran Sejarah
di SMP Negeri 1 Panarukan terbukti efektif. Keefektifan penggunaan model
pembelajaran Moving Class dapat dibuktikan dengan adanya beberapa faktafakta
yang berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah.
Berdasarkan fakta yang ada diketahui bahwa hasil belajar siswa lebih
meningkat dari pada hasil belajar siswa pada semester sebelumnya, yaitu pada
saat sekolah masih menerapkan model pembelajaran Permanen Kelas/kelas
tetap. Hasil belajar siswa khususnya kelas II tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa dengan rincian kelas II-A mencapai nilai rata-rata 74,9, untuk
kelas kelas II-B mencapai nilai rata-rata 75,3, untuk kelas kelas II-C mencapai
nilai rata-rata 74,7, untuk kelas kelas II-D mencapai nilai rata-rata 74. Bukti
lain dari keefektivan penggunaan model pembelajaran Moving Class dalam
pembelajaran Sejarah juga didukung oleh tingkat keefektivan relatif tiap
kelas, khususnya untuk kelas II yang datanya diambil berdasarkan analisis
data dari data hasil penelitian yang berupa nilai rata-rata siswa yang kemudian
diolah berdasarkan rumus yang sudah ditentukan. Rincian tingkat keefektivan
penggunaan model pembelajaran Moving Class antara lain, untuk kelas II-A
mencapai 15,2%, untuk kelas II-B mencapai 15,8%, untuk kelas II-C
mencapai 13,8%, untuk kelas II-D mencapai 13,8%. Tingkat keefektivan
penggunaan model pembelajaran Moving Class secara keseluruhan kelas II
adalah mencapai –9,8%. Sisi lain dari bukti pendukung keefektivan
penggunaan model pembelajaran Moving Class adalah adanya karya siswa
yang dituang dalam suatu kegiatan Kunjung Karya dan Majalah Dinding (Mading) dan adanya fakta bahwa guru tidak kesulitan dalam menyediakan
media pembelajaran di ruang kelas mata pelajaran, khususnya mata pelajaran
sejarah/bidang studi IPS;
2) Efektivitas penggunaan model pembelajaran Permanen Kelas ini terbukti
kurang efektif. Hal itu terbukti bahwa tingkat keefektivan yang diperoleh
pada saat sekolah menggunakan model pembelajaran Permanen Kelas/kelas
tetap nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas II hanya mencapai beberapa
persen saja. Adapun rincian nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas II di SMP
Negeri 1 Panarukan adalah kelas II-A jumlahnya sebesar 70,1 kelas II-B
jumlahnya sebesar 70,6 kelas II-C jumlahnya sebesar 70,1 kelas II-D
jumlahnya sebesar 69,5. Bukti tersebut juga didukung oleh tingkat efektivitas
relatif dalam penggunaan model pembelajaran Permanen Kelas, yaitu untuk
kelas II-A tingkat efektivitasnya mencapai 7,8%, untuk kelas II-B tingkat
efektivitasnya mencapai 8,6%, untuk kelas II-C tingkat efektivitasnya
mencapai 7,8% untuk kelas II-D tingkat efektivitasnya mencapai 6,9%.
Tingkat efektivitas relatif secara keseluruhan kelas, khususnya kelas II (kelas
II-A, kelas II-B, kelas II-C, dan kelas II-D ) mencapai – 52,1%. Bukti lain
juga dapat dilihat dari kegiatan pengembangan hasil karya siswa yang hanya
membuat Majalah Dinding (Mading) saja dan tidak ada kegiatan Kunjung
Karya serta adanya kesulitan dari pihak guru dalam menyediakan media
pembelajaran dalam ruang kelas mata pelajaran;
3) Keaktifan dan keefektivan pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 1 Panarukan
lebih efektif dengan menggunakan model pembelajaran Moving Class. Hal ini
dibuktikan dengan adanya fakta-fakta yang ada. Fakta yang diperoleh dari
hasil penelitian yang sudah diolah tersebut terbukti bahwa pembelajaran
Sejarah menggunakan model pembelajaran Moving Class pada kelas II-A
terdapat peningkatan keaktifan siswa dan keefektivan belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari data nilai siswa yang
sudah diolah berdasarkan rumus yang sudah ditentukan sehingga dapat erhitung bahwa siswa mencapai keberhasilan belajar sebesar 15,2 %
sedangkan keefektifan siswa pada saat penerapan model pembelajarn Kelas
Permanen sebesar 7,8 %. Khusus untuk siswa kelas II-B yang menerapakan
model pembelajaran Kelas Permanen mencapai keberhasilan belajar sebesar
8,6 % sedangkan pada saat penerapan model pembelajaran Moving Class
dapat diketahui hasil belajar siswa yang dicapai adalah sebesar 15,8 %. Hasil
belajar siswa kelas II-C pada saat penerapan model pembelajarn Kelas
Permanen mencapai nilai sebesar 7,8 % sedangkan pada saat penerapan
model pembelajaran Moving Class hasil belajar siswa mencapai nilai sebesar
13,8 %. Hasil belajar siswa kelas II-D pada saat penerapan model
pembelajarn Kelas Permanen mencapai nilai sebesar 6,9 % sedangkan pada
saat penerapan model pembelajaran Moving Class hasil belajar siswa
mencapai nilai sebesar 13,8%. Perhitungan data nilai keefektivan kedua
model pembelajaran tersebut secara keseluruhan adalah dalam penerapan
model pembelajaran Moving Class dapat diperoleh data nilai sebesar 9,8 % =
9,8 sedangkan penerapan model pembelajaran Kelas Permanen/Tetap dapat
diperoleh data nilai sebesar –52,1%= 52,1. Data nilai keefektivan yang sudah
diolah atau dianalisis tersebut menyimpulkan bahwa Penerapan model
pembelajaran Moving Class lebih baik dan dapat ditindak lanjutin oleh
pemerintah untuk diterapkan sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan
model pembelajaran Moving Class. | en_US |