KARAKTERISTIK PRODUK BUBUK EKSTRAK JAGUNG MANIS INSTAN HASIL PENGERINGAN TIPE SPOUTED-VORTEX-BED
Abstract
Jagung manis merupakan sayuran yang biasanya diolah secara sederhana
menjadi jagung rebus dan jagung bakar saja. Untuk itu agar diperoleh nilai
tambah maka jagung manis dapat diolah menjadi susu jagung manis. Selain itu,
agar memiliki daya simpan yang lama maka susu jagung manis diolah menjadi
produk kering berupa bubuk jagung manis instan. Teknologi yang cocok adalah
proses pengeringan dengan menggunakan metode spouted-vortex-bed. Dalam
proses pengeringan suatu bahan akan mengalami kerusakan secara fisik karena itu
dalam hal ini akan dilakukan analisis terhadap bubuk jagung manis. Ruang
lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada karakteristik bubuk jagung manis,
dengan tujuan untuk mengetahui proses pengeringan ekstrak jagung manis dengan
metode spouted-vortex-bed dan pengaruh variabel kondisi pengeringan terhadap
karakteristik bubuk jagung manis instan.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Alat dan Mesin
Pertanian Jurusan Teknik Pertanian dan di Laboratorium Rekayasa Proses Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Waktu penelitian
adalah bulan Maret 2009 sampai dengan September 2009. Bahan yang digunakan
pada penelitian ini adalah bubuk jagung manis instan hasil pengeringan tipe
spouted-vortex-bed. Adapun variabel-variabel kondisi pengeringan adalah sebagai
berikut: suhu 100ºC, 110ºC, 120ºC, laju umpan 0,6 kg/jam, 1,0 kg/jam, 1,5
kg/jam, laju aliran udara 986,94 m
vii
3
/jam, 980,27 m
3
/jam, 973,79 m
/jam, massa
teflon 0,7 kg, 1,0 kg, 1,3 kg. Sedangkan parameter yang diamati adalah warna,
densitas (ρs), kapasitas absorpsi air, indeks kelarutan (SI), viskositas (µ) dan
kadar air bubuk. Dari keempat variabel akan diperoleh kombinasi perlakuan.
3
Untuk menganalisa pengaruh perlakuan terhadap produk digunakan analisis
grafis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
paling berpengaruh terhadap warna, kadar air, kapasitas absorpsi air, indeks
kelarutan, dan viskositas adalah suhu (T). Sedangkan untuk densitas, variabel
yang paling berpengaruh adalah laju umpan (F). Produk yang memiliki perbedaan
warna paling sedikit terhadap kontrol adalah pada suhu 110°C, laju umpan 0,6
kg/jam, debit udara 973,79 m
3
/jam, massa teflon 1,0 kg dengan perbedaan warna
total 6,40. Derajat keputihan yang terbaik adalah produk pada perlakun suhu
110°C, laju umpan 1,5 kg/jam, debit udara 980,27 m
viii
3
/jam, massa teflon 1,0 kg
dengan nilai 49,93. Produk yang nilai densitasnya paling mendekati kontrol
adalah perlakuan suhu 110°C, laju umpan, debit udara 973,79 m
/jam, massa
teflon 1,3 kg. Untuk kapasitas absorpsi air produk yang terbaik adalah pada suhu
100°C, laju umpan 1,5 kg/jam, debit udara 986,94 m
3
/jam, massa teflon 1,3 kg
dengan nilai 5,94 mlH
O/gr bubuk. Nilai indeks kelarutan yang terbaik 0,0608
gr/ml dengan sampel pad perlakuan suhu 120°C, laju umpan 0,6 kg, debit udara
986,94 m
3
2
/jam, massa teflon 1,3 kg. Produk yang memiliki nilai viskositas paling
mendekati kontrol adalah sampel pada perlakuan suhu 100°C, laju umpan 0,6 kg,
debit udara 986,94, massa teflon 1,3 kg dengan nilai 62,67 mPa.s. Produk yang
memiliki kadar air paling kecil adalah sampel pada perlakuan suhu 110°C, laju
umpan 1,5 kg/jam, debit udara 986,94 m
3
/jam, massa teflon 1,3 kg dengan jumlah
kadar air 3,04 %bb.