Show simple item record

dc.contributor.authorDenik Purwaningsih
dc.date.accessioned2014-01-15T03:32:01Z
dc.date.available2014-01-15T03:32:01Z
dc.date.issued2014-01-15
dc.identifier.nimNIM021510401071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14504
dc.description.abstractKedelai (Gycine max (L.) Merr.) merupakan komoditi tanaman pangan yang penting. Kebutuhan kedelai mencapai lebih dari 2,24 juta ton setiap tahunnya. Kapasitas produksi nasional tahun 2000 hanya mampu menghasilkan 1,19 juta ton. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan produksi kedelai adalah hama dan penyakit. Kehilangan hasil akibat serangan hama dapat mencapai 80% bahkan puso apabila tidak ada tindakan pengendalian. Hama yang banyak menyerang tanaman kedelai pada masa generatif adalah hama dari ordo hemiptera (hama penghisap polong) dan ordo Lepidoptera (S. litura). Pengendalian dengan insektisida sintetik mempunyai dampak negatif yaitu menyebabkan resitensi, resurjensi, matinya musuh alami dan pencemaran lingkungan, sehingga diperlukan alternatif pengendalian yang lebih bijaksana salah satunya yaitu pemanfaatan insektisida nabati. Jarak (Ricinus communis L.) adalah tumbuhan yang telah dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Selama ini penelitian tentang pemanfaatan ekstrak biji jarak sebagai insektisida nabati hanya terbatas pada pengujian konsentrasi ekstrak biji jarak di laboratorium, sedangkan pengujian di lapang belum banyak diteliti, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif ekstrak biji jarak yang mampu menekan perkembangan populasi hama penghisap polong dan S. litura pada tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Inkubator Agribisnis (PIAA) Universitas Jember Kecamatan Jubung, pada bulan Maret - Juni 2006. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Untuk perlakuan digunakan ekstrak biji jarak dengan konsentrasi (A) kontrol, (B) 5%, (C) 7,5%, (D) 10%, (E) 12,5% dan (F) 15%. Semua perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada aras 5%. Ekstrak biji jarak diaplikasikan pada tanaman berumur 54 sampai 75 hari setelah tanam (hst) Interval penyemprotan tujuh hari. Volume ekstrak biji jarak yang dipakai 200 ml per petak. Parameter pengamatan meliputi mortalitas persentase kerusakan hama pengisap polong dan S. litura, berat berangkasan kering, berat polong kering, dan berat 100 biji kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak biji jarak pada konsentrasi 15% tingkat mortalitas yang diakibatkan lebih tinggi dibanding konsentrasi lainnya pada hama penghisap polong. Pada pengamatan 54, 61, dan 68 hst semua konsentrasi menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata pada 75 hst. Mortalitas S.litura. meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak biji jarak dan memiliki pengaruh yang berbeda nyata pada setiap perlakuan. Persentase kerusakan akibat serangan hama penghisap polong pada semua perlakuan tidak begitu nampak akibat dari rendahnya populasi hama serta memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kerusakan polong. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji jarak persentase kerusakan yang diakibatkan S.litura semakin kecil. Aplikasi ekstrak biji jarak tidak mempengaruhi berat berangkasan kering, berat polong, dan berat 100 biji kering kedelai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021510401071;
dc.subjectAPLIKASI EKSTRAK BIJI JARAK (Ricinus communis L.)en_US
dc.titleAPLIKASI EKSTRAK BIJI JARAK (Ricinus communis L.) UNTUK MENGENDALIKAN HAMA PENGHISAP POLONG DAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN KEDELAIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record