PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN
Abstract
Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting, karena
memiliki multi guna. Akan tetapi adanya serangan penyakit yang disebabkan
bakteri dapat mengurangi berat total produksi kedelai. Penyakit pustul daun yang
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. glycines Nakano Dye dapat
mengakibatkan kehilangan hasil sebesar 15% pada varietas rentan. Pada tingkat
serangan parah dan kondisi lingkungan mendukung perkembangan penyakit,
kehilangan hasil dapat mencapai 21-40%.
Upaya pengendalian secara kimia telah dilakukan, namun pemanfaatan
varietas tahan terhadap bakteri pustul adalah cara terbaik dalam menekan penyakit
ini (Rahayu, 1995). Penggunaan varietas tahan selain murah, aman dan mudah
mudah penerapannya oleh petani, juga terbukti lebih efektif.
Radiasi adalah salah satu teknik yang digunakan dalam penciptaan varietas
dengan penyinaran radiasi gamma pada biji tanaman yang dikehendaki.
Tujuannya adalah untuk memperoleh sifat-sifat baru yang unggul dari varietas
induknya. Sifat-sifat tersebut meliputi produksi, umur, rasa, ketahanan terhadap
hama dan penyakit. Teknologi radiasi merupakan salah satu cara pemuliaan
tanaman untuk mendapatkan mutan yang tahan penyakit.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan dan ketahanan
tanaman kedelai terhadap penyakit pustul daun (X. axonopodis pv. glycines)
akibat perlakuan radiasi sinar Gamma (Co-60).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan dan Kebun Percobaan Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian, Universitas Jember, yang berlangsung dari bulan September 2004
sampai Juni 2005. Beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian antara lain:
1) pelaksanaan radiasi di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
2) perbanyakan isolat X. axonopodis pv. glycines, 3) penyiapan media,
4) penanaman benih sebanyak 3 butir per polybag dengan kedalaman ± 0,5 cm,
5) melakukan inokulasi patogen pada saat tanaman berumur 35 hari secara
mekanik dengan cara melukai daun tanaman kedelai menggunakan serbuk
karborundum kemudian menyemprotkan suspensi bakteri sebanyak 10 ml yang
telah diencerkan dengan kerapatan 10
ii
8
cfu/ml untuk setiap tanaman,
6) pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan,
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, 7) melakukan pemanenan yang
ditentukan berdasarkan umur tanaman.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial,
dengan dua faktor, yaitu faktor isolat patogen (A) dan faktor dosis radiasi (B).
Faktor A terdiri dari dua aras, yaitu tanpa patogen (A0), dan aplikasi isolat YR 32
(A1). Faktor B terdiri dari enam aras, yaitu tanpa radiasi (B0), 5 krad (B1), 10
krad (B2), 15 krad (B3), 20 krad (B4), 25 krad (B5). Kombinasi perlakuan (AB)
dilakukan sebanyak tiga ulangan.
Pengamatan dilakukan terhadap gejala, masa inkubasi, intensitas serangan
X. axonopodis pv. glycines serta pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.
Pengamatan intensitas serangan dimulai satu minggu setelah inokulasi dan
diamati selama lima minggu dengan interval waktu satu minggu. Parameter
pertumbuhan tanaman yang diamati meliputi: 1) tinggi tanaman, 2) berat segar
tanaman, 3) berat kering tanaman, 4) volume akar, 5) berat segar akar, 6) berat
kering akar, 7) panjang akar. Parameter produksi tanaman meliputi: 1) jumlah
polong per tanaman, 2) polong isi per tanaman, 3) berat kering biji, 4) berat per
100 biji.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan radiasi sinar gamma (Co-60)
dapat menekan intensitas penyakit pustul daun kedelai mencapai 1,34%.
Penggunaan dosis radiasi 5 krad memberikan hasil terbaik dalam menekan
intensitas penyakit pustul daun kedelai, pertumbuhan dan produksi kedelai tetapi
tidak berbeda nyata dengan kontrol. Penggunaan dosis radiasi 25 krad dapat
menekan intensitas penyakit pustul daun kedelai mencapai 0,03% tetapi
menyebabkan pertumbuhan dan produksi kedelai menurun.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4297]