Analisis Pengendalian Internal Berbasis COSO pada Persediaan Kakao Edel (Studi Kasus PTPN I Regional 5 Kebun Kalirejo Kendenglembu)
Abstract
Setiap bisnis pasti didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
seperti mendapatkan laba dan menjaga kelancaran kegiatan operasional utama
perusahaan. Pengadaan persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Persediaan bahan
baku memerlukan pengendalian internal, agar pengelolaannya dapat dilakukan
lebih efektif dan efisien. Pengendalian internal ini dimaksudkan untuk
mengurangi risiko yang terkait dengan persediaan barang yang membantu operasi
bisnis. Kerangka Kerja COSO dapat digunakan sebagai pedoman penerapan
pengendalian internal persediaan. Pengendalian internal sangat diperlukan dalam
pengelolaan persediaan, karena hal tersebut dapat mencegah timbulnya masalahmasalah terkait persediaan yang bisa menghambat kegiatan operasional
perusahaan dan bahkan akan merugikan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal berbasis
COSO pada persediaan kakao edel pada PTPN I Regional 5 Kebun Kalirejo
Kendenglembu. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh akan
dianalisis dengan teknik analisis data model Miles and Huberman dan
berpedoman pada Kerangka Kerja COSO.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pengendalian internal yang
dilakukan PTPN I Regional 5 Kebun Kalirejo Kendenglembu dari lima komponen
pengendalian internal berbasis COSO, yang sesuai tiga komponen dan yang
belum sesuai dua komponen. Tiga komponen yang sesuai yaitu penilaian risiko,
informasi dan komunikasi, pemantauan. Semua prinsip pada ketiga komponen
tersebut telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan. Sedangkan dua komponen
yang belum sesuai yaitu lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian.
Pada komponen lingkungan pengendalian terdapat satu prinsip yang belum
dijalankan dengan baik yaitu mengenai struktur, wewenang dan tanggung jawab.
Pada komponen aktivitas pengendalian terdapat dua prinsip yang belum
dijalankan dengan baik yaitu mengenai prinsip mengembangkan kegiatan
pengendalian dan prinsip mengembangkan pengendalian umum atas teknologi.
