Pengaruh Penerapan Mindfulness Terhadap Kemampuan Regulasi Emosi pda Anak Usia 4-5 Tahun di RA Muslimat NU 02 Purwosono Kabupaten Lumajang
Abstract
Regulasi emosi merupakan kemampuan penting yang perlu dikembangkan
sejak usia dini karena berperan dalam menumbuhkan kontrol diri, empati, dan
kemampuan sosial anak. Berdasarkan hasil observasi awal di RA Muslimat NU 02
Purwosono, ditemukan bahwa 13 dari 21 anak di kelompok A mengalami kesulitan
dalam mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosinya. Hal ini
berdampak pada interaksi sosial dan pencapaian perkembangan lainnya. Salah satu
pendekatan yang diyakini mampu meningkatkan kemampuan regulasi emosi adalah
mindfulness. Mindfulness membantu anak lebih sadar akan emosi yang dirasakan
dan mampu mengelolanya dengan cara yang sehat dan positif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
penerapan mindfulness terhadap kemampuan regulasi emosi pada anak usia 4–5
tahun di RA Muslimat NU 02 Purwosono Kabupaten Lumajang. Penelitian ini
menggunakan desain pra-eksperimen (pra-experimental design) jenis One Group
Pretest-Posttest Design dengan subjek penelitian berjumlah 21 anak. Teknik
pengumpulan data melalui observasi dengan teknik tallying dan menggunakan
instrumen lembar observasi emotion regulation checklist. Uji normalitas dilakukan
menggunakan Shapiro-Wilk dengan hasil nilai signifikansi data pretest adalah
0,613 dan data posttest adalah 0,195. Kedua nilai tersebut lebih besar dari 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest berdistribusi normal.
Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji paired sample t-test
berpasangan berbantuan aplikasi SPSS versi 27.
Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 (p < 0,05), yang
berarti terdapat pengaruh signifikan penerapan mindfulness terhadap kemampuan
regulasi emosi anak. Selain itu, terdapat peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest. Rata-rata nilai pretest sebesar 61,19 dan posttest sebesar 64,38. Artinya,
kegiatan mindfulness yang diberikan selama 20 kali pertemuan terbukti mampu
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenali, mengelola, dan
mengekspresikan emosi secara lebih positif. Penerapan mindfulness terbukti
membantu anak usia 4-5 tahun dalam meregulasi emosinya, anak dapat sadar
terhadap apa yang dirasakan dalam tubuhnya sehingga dapat mengenali apa yang
dirasakan lalu kemudian dapat merespon apa yang anak alami dengan cara yang
tepat. Penerapan mindfulness dapat dimodifikasi dengan kegiatan bermain namun
tetap mengedepankan prinsip mindfulness yaitu fokus.
Saran dari penelitian ini adalah agar guru dapat menggunakan metode
mindfulness sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi
pada anak dengan memadukannya dalam kegiatan bermain yang menyenangkan
namun tetap fokus. Pihak sekolah juga diharapkan turut mendukung implementasi
mindfulness melalui penyusunan program berbasis mindfulness yang terintegrasi
dengan kurikulum pembelajaran. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan agar
intervensi mindfulness dilakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang dan
aktivitas yang lebih bervariasi seperti mindful listening, mindful colouring, dan
body scan, serta didukung dengan melaksanakan pelatihan mindfulness pada guru
agar memperoleh hasil yang lebih optimal.
