Efektivitas Berbagai Strategi Antibiotik Ganda pada Pasien Terinfeksi Carbapenem-Resistant Klebsiella Pneumoniae
Abstract
Klebsiella pneumoniae (K.pneumoniae) adalah penyebab sepertiga dari
semua infeksi bakteri Gram negatif. Penyebaran infeksi K.pneumoniae dapat
berasal dari komunitas masyarakat maupun rumah sakit. Bakteri K.pneumoniae
yang masuk ke dalam tubuh inang dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi
seperti pneumonia, bakteremia, dan ISK. Galur K.pneumoniae yang terdeteksi
memiliki gen resisten terhadap antibiotik tertentu seperti CRKP (CarbapenemResistant Klebsiella pneumoniae), ESBL (Extended-Spectrum Beta-Lactamase),
dan sebagainya, memerlukan strategi tatalaksana khusus, utamanya CRKP yang
telah resistan terhadap lini terakhir antibiotik tunggal pada tatalaksana terapi
K.pneumoniae. Hingga saat ini, banyak kombinasi antibiotik yang telah digunakan
secara klinis dengan dua atau lebih antibiotik. Penelitian ini akan berfokus pada
kombinasi dua antibiotik mengingat kombinasi ini lebih banyak dipilih karena hasil
terapi yang memuaskan dengan risiko efek samping yang lebih kecil dan
mempertimbangkan efektivitas biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan seluruh kombinasi antibiotik ganda tersebut untuk menemukan
terapi yang memiliki prospek terbaik untuk meningkatkan survival rate khususnya
pada pasien CRKP.
Penelitian ini tergolong tinjauan sistematis dan network meta-analysis yang
dibuat berdasarkan pedoman PRISMA-NMA 2020. Pencarian literatur dilakukan
pada tujuh basis data yakni, PubMed, Google scholar, Scopus, Web of science,
Science direct, Cochrane library, EbsCohost. Kriteria inklusinya berupa studi
retrospective observational dengan pasien terinfeksi CRKP dengan seluruh
manifestasi klinis dan diagnosis yang ditemukan, setidaknya terdapat satu regimen
antibiotik ganda yang digunakan. Penilaian risiko bias menggunakan New Castle
Ottawa Scale (NOS). Network meta-analysis dibuat dengan menggunakan NMA
studio. Effect size berupa odds ratio (OR) dengan random effect model, 95% CI,
dan effect modifier berupa skor NOS dan indirectness.
Proses seleksi studi dengan Rayyan.ai menyisakan sebanyak 30 studi inklusi
yang berasal dari berbagai negara. Total pasien yang dianalisis adalah 1.021 pasien
dengan total 35 variasi regimen antibiotik ganda. Pemetaan perbandingan langsung
dan tidak langsung divisualisasikan dalam bentuk visualisasi jaringan. Mayoritas
studi inklusi menunjukkan risiko bias rendah. Pada analisis ranking berdasarkan pscore, kombinasi aminoglycoside dan fosfomycin menunjukkan p-score tertinggi
sebesar 0,8 yang menjadikannya menempati posisi pertama. Dapat disimpulkan
bahwa kombinasi aminoglycoside dan fosfomycin memberikan peningkatan
survival rate yang paling baik pada pasien terinfeksi CRKP.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1562]