Remediasi Tanah Salin dengan Bahan Pembenah Tanah dan Jumlah Pemberian Air untuk Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Abstract
Pemanfaatan lahan marginal merupakan salah satu cara dalam mengganti
luas lahan pertanian yang telah terkonversi. Lahan marginal yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai lahan pertanian ialah lahan pesisir pantai. Lahan pasir pantai
memiliki kadar garam yang tinggi sehingga menyebabkan tanah menjadi salin.
Upaya remediasi tanah salin dapat dibantu dengan bahan pembenah tanah dan
pelindian (leaching) dapat membantu menurunkan kadar garam yang berlebih.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi pemberian jenis
pembenah tanah dan jumlah pemberian air yang berbeda terhadap kebutuhan air
untuk pelindian (leaching requirement) serta pertumbuhan dan produksi tanaman
mentimun.
Penelitian dilaksanakan pada bulan di lapangan percobaan Program Studi
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sampel tanah salin diambil dari daerah Banongan, Kabupaten Situbondo dengan
rata-rata konduktivitas elektrik (EC) tanah sebesar 4-5 dS/m. Tanah diletakkan pada
lysimeter masing-masing 10 kg. Pelindian dilakukan hingga konduktivitas elektrik
tanah dibawah 2 dS/m. Alur penelitian meliputi persiapan alat dan bahan,
pembuatan lysimeter, pelindian tanah salin, pengambilan data pelindian,
pemeliharaan tanaman, pengambilan data budidaya, dan analisis data.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang terdiri atas dua faktor. Data yang
diperoleh di analisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan taraf 5%
dan apabila terdapat pengaruh berbeda nyata maka di uji lanjut menggunakan
Duncan Multiple Test Range (DMRT) dengan taraf 5%.
Hasil pelindian tanah mampu menurunkan nilai EC tanah yang sebelumnya
5 dS/m menjadi 1,6-1,8 dS/m, sedangkan nilai EC pada leachate berkisar antara 2-
2,3 dS/m. Hasil keseluruhan parameter menunjukkan bahwa perlakuan biochar
menyebabkan peningkatan kebutuhan air pelindian. Selain itu, perlakuan biochar
dan pemberian air 2000 ml menghasilkan jumlah buah terbaik. Perlakuan
kombinasi pupuk kandang sapi 100 gram/pot setara 20 ton/ha dan biochar 30
gram/pot setara 6 ton/ha dengan pemberian air 2000 ml menghasilkan volume buah
paling besar. Lebih lanjut, penggunaan pemberian air 2000 ml juga menghasilkan
jumlah daun, bobot buah, panjang buah, serta lingkar buah terbaik.
Upaya peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun perlu
dilaksanakan dengan melakukan penurunan konduktivitas elektrik (EC) tanah
dengan pemberian 630 mm air diberikan sebanyak 22 kali, pemberian sekali sehari.
Selain pemberian air, pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha dan
biochar 6 ton/ha perlu dilakukan pada tanah salin untuk meningkatkan produktivitas
tanaman mentimun.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4533]