Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Tiwul Instan di Kabupaten Trenggalek
Abstract
Pangan merupakan kebutuhan penting bagi manusia untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan beras sebagai makanan pokok yang sangat banyak di Indonesia membuat pemerintah harus melakukan kegiatan impor yang
dapat menyebabkan ketergantungan. Indonesia padahal memiliki pangan lokal non beras yang beraneka ragam di tengah masyarakat. Tiwul instan merupakan contoh produk pangan lokal yang terbuat dari ubi kayu sebagai sumber
karbohidrat dan pangan fungsional yang sudah dikenal masyarakat luas. Kebiasaan mengonsumsi tiwul salah satunya sudah dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Trenggalek sejak dahulu sebagai makanan pengganti nasi ketika
perekonomian sulit sehingga tidak dapat menjangkau harga beras. Konsumsi tiwul masyarakat di Kabupaten Trenggalek masih berlangsung hingga saat ini dengan produk tiwul instan yang lebih praktis sebagai pangan alternatif pendamping nasi.
Namun, produksi tiwul instan masih dilakukan secara sederhana oleh perorangan dalam skala kecil dan bersifat musiman. Selain itu, produksi ubi kayu mengalami penurunan akibat serangan hama dan alih fungsi laham, sehingga pasokan produk
tiwul instan di pasaran menjadi terbatas serta harganya lebih mahal dari beras. Kenaikan harga tiwul instan tersebut diduga dapat memengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian produk seiring peranannya sebagai pangan alternatif sehingga dimungkinkan upaya diversifikasi dan ketahanan pangan menjadi terhambat. Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dan mendukung pengembangan tiwul instan oleh produsen sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses keputusan pembelian tiwul instan, sikap konsumen terhadap atribut produk tiwul instan, dan faktorfaktor yang memengaruhi keputusan pembelian tiwul instan oleh konsumen akhir di Kabupaten Trenggalek. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling di Kabupaten Trenggalek dengan pertimbangan sebagai salah satu sentra produksi ubi kayu di Provinsi Jawa Timur dan masyarakatnya memiliki kebiasaan konsumsi tiwul instan hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) pasar tradisional daerah yang berada di pusat kota yaitu Pasar Pon dan Pasar Basah
Trenggalek untuk menjangkau konsumen akhir dari berbagai wilayah dengan produk tiwul instan non-merek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitis. Adapun pengambilan sampelnya menggunakan teknik
accidental sampling pada 90 orang pengunjung pasar tradisional sebagai konsumen akhir tiwul instan. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis multiatribut/fishbein, dan analisis faktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) proses keputusan pembelian tiwul instan di Kabupaten Trenggalek dilakukan melalui 5 (lima) tahapan yaitu a) tahap pengenalan kebutuhan; b) tahap pencarian informasi; c) tahap evaluasi alternatif; d) tahap keputusan pembelian; dan e) tahap evaluasi pasca pembelian; (2) sikap konsumen terhadap atribut produk tiwul instan di Kabupaten Trenggalek adalah netral (77,68) dengan atribut produk yang paling dipertimbangkan yaitu warna (14,10); (3) lima faktor yang memengaruhi keputusan pembelian tiwul instan di Kabupaten Trenggalek yaitu pertama faktor sosial berupa variabel
pengaruh lingkungan sekitar dan pengaruh penjual, kedua faktor keluarga meliputi variabel jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga, ketiga faktor pribadi yaitu variabel usia pembeli dan pekerjaan, keempat faktor daya tarik berupa variabel kemasan, kemudahan memperoleh, dan daya tahan kenyang, serta kelima faktor harga dan warna yaitu variabel harga beras, harga tiwul instan, dan warna.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4484]