Potensi Pasta Kombinasi Bubuk Kulit Buah Kopi Arabika dan Ikan Teri terhadap Peningkatan Osteoblas pada Luka Pasca Pencabutan Gigi
Abstract
Ekstraksi gigi atau pencabutan gigi termasuk salah satu tindakan klinis yang
sering dilakukan pada bidang kedokteran gigi. Tindakan ini didefiniskiam sebagai
tindakan pengeluaran gigi dari soketnya karena tindakan restorasi atau perawatan gigi
untuk mengembalikan fungsi semula gigi sudah tidak dapat dilakukan. Penyembuhan
luka akibat trauma pasca pencabutan terdiri atas berbagai fase kompleks yang saling
berhubungan satu dengan lainnya. Proses ini melibatkan (1) pembekuan, (2) epitelisasi,
(3) pembentukan jaringan granulasi dan (4) pembentukan tulang. Proses ini juga
dipengaruhi oleh faktor lokal maupun sistemik sehingga pada kondisi tertentu
diperlukan pemberian medikasi untuk mempercepat proses penyembuhan. Salah satu
medikasi yang digunakan untuk menanggulangi inflamasi dan mempercepat
penyembuhan soket adalah pasta yang mengandung eugenol, iodoform dan butamen
(Alvogyl®) yang berbahan kimia.
Medikasi berbasis bahan alam dinilai lebih aman digunakan bila dibandingkan
dengan yang mengandung bahan kimia. Kandungan bahan alam, utamanya senyawa
antioksidan yang terkandung dalam kulit buah kopi dapat membantu mempersingkat
fase inflamasi. Selain kandungan antioksidan dalam kulit buah kopi, kandungan nutrisi
bahan alam yang berasal dari laut juga dapat meningkatkan proses penyembuhan luka
akibat trauma pasca pencabutan salah satunya yaitu ikan teri.. Nutrisi dalam 100 g teri
segar mengandung energi sebanyak 77 kkal, 16 g protein, 1,0 g lemak, 500 mg kalsium,
500 mg fosfor, 1,0 mg besi, serta vitamin A sebanyak 47 mg dan vitamin B 0,1 mg.
Oleh karena itu, peneliti mengkombinasikan bubuk kulit buah kopi dan ikan teri dalam
sediaan pasta terhadap pembentukan osteoblas pada proses penyembuhan luka pasca
pencabutan gigi. Sediaan pasta dinilai lebih menguntungkan dalam aplikasinya karena pasta dapat membentuk layer yang dapat melindungi mukosa dibawahnya. Selain itu,
sediaan pasta juga mengikat cairan sekret (eksudat), mempunyai daya penetrasi, tidak
menyebabkan gatal, lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih
lama, daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris in vivo dengan
rancangan penelitian post test only control group design. Variabel yang diteliti pada
penelitian ini adalah ketebalan epitel pada soket gigi pasca pencabutan gigi tikus wistar
dalam sediaan preparat. Sampel yang digunakan berupa 45 ekor tikus wistar jantan
dengan berat badan 200-250 gram, berusia 2-3 bulan, dalam kondisi baik tidak cacat
fisik dan sehat. Sampel dikelompokkan menjadi kelompok kontrol positif, kontrol
negatif, dan perlakuan.
Kelompok perlakuan dibedakan menjadi PI yaitu pasta dengan perbandingan
konsentrasi kulit buah kopi arabika dan ikan teri sebesar 50:50, PII yaitu pasta dengan
perbandingan konsentrasi kulit buah kopi arabika dan ikan teri sebesar 75:25, dan PIII
yaitu pasta dengan perbandingan konsentrasi kulit buah kopi arabika dan ikan teri
sebesar 25:75. Sampel tersbut kemudian di dekaputasi kemudian dilanjutkan dengan
pemotongan jaringan bukolingual, dilanjutkan dengan pewarnaan haematoxilin eosin
(HE) dan pengamatan jaringan menggunakan mikroskop cahaya yang terhubung
dengan optilab dengan perbesaran 400x. Jumlah osteoblas diamati pada hari ke-5, ke7,
dan ke-14 mulai dari tepi-tepi tulang alveolar menggunakan software image raster
oleh tiga pengamat. Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk, uji
homogenitas levene, uji beda parametrik One Way Anova dengan kepercayaan 95%,
uji LSD (Least Significance Difference).
Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi pada pemberian pasta melalui
jumlah osteoblas pasca pencabutan gigi sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi
bubuk kuit buah kopi arabika dan ikan teri dapat berpotensi mempercepat proses
penyembuhan luka.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2143]