Penerapan Standar Operasional Prosedur Pengolahan Kopi Arabika Olah Basah pada Kelompok Tani Darungan Jaya Dua
Abstract
Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas unggulan pada subsektor
perkebunan. Peningkatan produksi kopi menjadi peluang dalam pengembangan
Specialty Coffee. Kopi Specialty adalah istilah untuk kopi dengan mutu dan kualitas
yang tinggi. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi tertinggi di
Pulau Jawa dengan daerah penghasil kopi Arabika tertinggi yaitu Kabupaten
Bondowoso, tepatnya di Kecamatan Sumber Wringin. Perkebunan kopi di
Kecamatan Sumber Wringin didominasi oleh perkebunan rakyat. Sehingga kualitas
biji kopinya perlu ditingkatkan. Salah satu desa yang ada di Kecamatan Sumber
Wringin dan mempunyai potensi dalam pengembangan Kopi Specialty yaitu Desa
Sumber Wringin. Kelompok tani Darungan Jaya Dua adalah satu-satunya
kelompok tani di Desa Sumber Wringin yang melakukan pengolahan kopi secara
basah. Namun, saat ini dalam proses pengolahan kopi Arabika olah basah yang
dilakukan oleh kelompok tani Darungan Jaya Dua mengalami kendala yaitu
terdapat kerusakan biji kopi, sehingga menurunkan harga jual biji kopi Arabika.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang penerapan SOP
pengolahan kopi Arabika olah basah dan pengaruh karakteristik petani terhadap
penerapan SOP pengolahan kopi Arabika olah basah. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Penentuan sampel dilakukan
dengan metode Purposive Sampling yaitu anggota kelompok Tani Darungan Jaya
Dua sebanyak 35 orang yang melakukan pengolahan kopi olah basah. Metode
analisis data yang digunakan yaitu skoring melalui skala likert dan analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengolahan kopi Arabika olah
basah oleh kelompok tani Darungan Jaya Dua tergolong dalam kategori kurang
sesuai pada SOP IG Java-Ijen Raung yang terdiri dari 9 tahapan pengolahan kopi
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
yaitu tahap panen, sortasi buah, pengupasan kulit buah, fermentasi, pencucian,
pengeringan, pengupasan kulit biji, sortasi biji dan pengemasan/penyimpanan biji
kopi. Penerapan SOP pengolahan kopi Arabika olah basah diukur menggunakan
indikator persepsi yaitu pengetahuan, pemahaman, dan tindakan. Pengetahuan
petani berada dalam kategori kurang sesuai, pemahaman petani berada dalam
kategori sesuai, sedangkan tindakan petani berada dalam kategori kurang sesuai.
(2) Terdapat pengaruh signifikan antara karakteristik petani terhadap penerapan
SOP pengolahan kopi Arabika olah basah. Variabel usia, pendidikan, pengalaman,
jumlah pohon, intensitas penyuluhan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh
secara nyata terhadap penerapan SOP pengolahan kopi Arabika olah basah yakni
sebesar 94,4%.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4480]