Hubungan Perilaku Mencari Bantuan dengan Perilaku Self-Harm pada Remaja Awal di Wilayah Pertanian Kabupaten Jember
Abstract
Masa remaja yang memasuki masa transisi mengalami kerentanan masalah
kesehatan mental. Masa transisi ini pergantian masa kanak-kanak menuju dewasa.
Pada masa ini terjadi perubahan dan tuntutan yang menyebabkan stres. Masa remaja
sering diartikan masa konflik sebab remaja sulit mengendalikan dan mengatur
emosinya. Perilaku self-harm terjadi pada remaja awal untuk mengurangi emosi
negatif dan stress yang dialami. Perilaku mencari bantuan merupakan bentuk
mekanisme koping adaptif dengan mengutarakan atau mengungkapkan masalah
kepada orang lain. Perilaku self-harm merupakan bentuk mekanisme koping yang
dengan sengaja menyakiti diri sendiri tanpa ada niat untuk bunuh diri ketika tidak
mampu mengutarakan dan mencari bantuan kepada orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku mencari
bantuan dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah pertanian
Kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan penelitian uji korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini merupakan remaja awal
yakni remaja yang berusia 12 – 15 tahun yang bersekolah di SMPN 1 Ambulu,
SMPN 2 Ambulu, dan SMPN 3 Ambulu Kabupaten Jember. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling
dengan jumlah sampel 376 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
General Help-Seeking Behavior Quesioner (GHSQ) dan Deleverate Self-Harm
Inventory (DHSI). Uji etik penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan
Universitas Jember dengan No. 312/UN25.1.14/KEPK/2024.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja awal
memiliki perilaku mencari bantuan sedang dengan jumlah 212 remaja (56,4%) dan
perilaku self-harm rendah 319 remaja (84,8%). Hasil analisis bivariat dengan Kendall’s tau C didapatkan bahwa terdapat hubungan perilaku mencari bantuan
dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah pertanian Kabupaten
Jember (p-value = 0,011; r = -0,061). Arah hubungan yang negatif menyatakan
bahwa semakin tinggi perilaku mencari bantuan maka semakin rendah perilaku selfharm. Nilai koefisien korelasi hanya sebesar -0,061 ini menunjukkan bahwa
hubungan variabel dinilai sangat lemah.
Perilaku self-harm yang dilakukan remaja awal merupakan perilaku yang
dilakukan remaja awal yang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan emosinya
pada orang lain. Dalam hal ini merupakan perilaku mencari bantuan, sehingga jika
remaja tidak mampu menyalurkan emosinya dengan meminta bantuan kepada
orang lain akan rentan melakukan perilaku self-harm. Oleh karena itu, penting bagi
remaja untuk dapat menyaluran emosi negatifnya dengan menerapkan perilaku
mencari bantuan untuk mencegah terjadinya perilaku maladaptif seperti perilaku
self-harm.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1647]