Ketergantungan dan Konsentrasi Pasar Impor Kedelai Segar Indonesia
Abstract
Kepopuleran makanan olahan kedelai berpengaruh terhadap tingkat konsumsi kedelai yang cenderung mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Tingkat konsumsi yang tinggi ini tidak diimbangi dengan produksi yang memiliki kecenderungan menurun. Permasalahan ini mendorong pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri dengan cara melakukan impor. Indonesia mengimpor kedelai segar dari beberapa negara termasuk empat negara eksportir terbesar di Indonesia yaitu Amerika Serikat, Kanada, Argentina, dan Malaysia. Kegiatan impor yang dilakukan Indonesia membuat neraca perdagangan kedelai Indonesia dalam kegiatan perdagangan internasional mengalami defisit pada setiap tahunnya sehingga dapat berdampak bagi perekonomian nasional. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis ketergantungan impor dan derajat keterbukaan impor komoditas kedelai segar Indonesia (2) menganalisis struktur dan konsentrasi pasar kedelai segar Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Import Dependency Ratio (IDR), Derajat Keterbukaan Impor (DKI); Derajat Konsentrasi Geografis (DKG), Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR4). Penelitian ini menggunakan data sekunder time series tahunan periode 2012 hingga 2023 untuk kedelai segar HS 12019000. Hasil menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ketergantungan impor tinggi terhadap kedelai; dengan rata-rata 79,82 persen kebutuhan kedelai Indonesia dipenuhi dari impor. Namun, derajat keterbukaan impor kedelai masih relatif rendah; impor kedelai segar yang dilakukan Indonesia menghabiskan 0,13 persen dari PDB Indonesia. Struktur dan konsentrasi pasar impor kedelai segar Indonesia yang terbentuk adalah oligopoly dengan dengan konsentrasi tinggi. Impor terkonsentrasi secara geografi dari Amerika Serikat.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4455]