• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Tradisi Gemblak dalam Novel Tembang Tolak Bala Karya Han Gagas: Kajian Antropologi Sastra

    Thumbnail
    View/Open
    Eka Novitasari_190110201064 (1.205Mb)
    Date
    2023-07-25
    Author
    NOVITASARI, Eka
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Dalam kehidupan yang serba modern ini manusia tidak dapat lepas dari adat-istiadat, budaya, dan tradisi. Tradisi adalah salah satu unsur kebudayaan. Indonesia merupakan negara yang kaya tradisi. Novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas menceritakan masa kecil seorang anak yang menjalani kehidupan sebagai gemblak milik warok terpandang. Novel tersebut mengangkat relasi hubungan yang terjalin antara gemblak dengan warok dalam kesenian Reog. Han Gagas sebagai penulis novel tersebut ingin menggambarkan unsur budaya lokal, mistis, dan sejarah keberadaan tradisi gemblak melalui tulisannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat novel Tembang Tolak Bala sebagai bahan penelitian berjudul “Tradisi Gemblak dalam Novel Tembang Tolak Bala Karya Han Gagas: Kajian Antropologi Sastra”. Terdapat dua rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu; 1) bagaimana keterkaitan antarunsur struktur dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas, 2) bagaimana tradisi gemblak dan aspek kebudayaan yang lain dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan keterkaitan antarunsur struktur dalam novel Tembang Tolak Bala, yang meliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik serta latar. Selanjutnya, mendeskripsikan tradisi gemblak dan aspek kebudayaan yang lain dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas, meliputi eksistensi gemblak, relasi gemblak dengan warok, serta kemagisan dan keganjilan kehidupan sosial warok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan cara melakukan studi pustaka, menganalisis data-data, dan melakukan wawancara sebagai data pendukung yang merujuk pada eksistensi tradisi gemblak. Hasil yang diperoleh dari penelitian menggunakan teori struktural adalah tema mayor dalam novel Tembang Tolak Bala yaitu tradisi gemblak yang dilakukan oleh para warok dalam kesenian Reog Ponorogo. Tema minor pada novel ini adalah adanya cinta dan kasing sayang serta benci dan dendam yang dirasakan oleh tokoh utama sebagai pelakunya (gemblak). Tokoh dan perwatakan didapat dari melihat tema yang telah dijelaskan. Berdasarkan tema cerita Hargo sebagai tokoh utama dan Mei ling, Ibu, Ki Ageng Mirah, Tejowulan, dan Juli berperan sebagai tokoh bawahan. Perwatakan atau sifat yang dimiliki oleh masing-masing tokoh tersebut dapat menimbulkan konflik internal (konflik batin) dan konflik eksternal (konflik fisik). Latar merupakan tahap terakhir yang dibahas di dalam analisis unsur struktural. Terdapat tiga latar yang ada dalam cerita yaitu latar tempat diantaranya Ponorogo dan Telaga Ngebel, latar waktu diantaranya waktu pagi, siang, sore, dan malam, dan latar sosial diantaranya relasi social dan kepercayaan pelaku reog. Tema dalam penceritaan tidak dapat terlepas dari adanya dukungan tokoh dan perwatakan. Sama halnya dengan konflik serta latar yang memiliki keterkaitan antarunsur dengan tema serta tokoh dan perwatakan. Hasil analisis teori antropologi sastra menunjukkan adanya tujuh unsur kebudayaan dalam novel yang dibahas. Meskipun demikian, kajian lebih ditekankan pada tradisi gemblak. Eksistensi tradisi gemblak dalam kesenian Reog Ponorogo yang sekarang keberadaannya sudah tidak ada lagi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pergeseran yang disebabkan adanya pemahaman yang kuat mengenai kepercayaan atau agama, sehingga mempengaruhi pola pikir paara warok. Kegiatan penggemblakan yang eksis pada masanya sekarang sulit dijumpai keberadaannya karena diketahui kegiatan penggemblakan tersebut terakhir ada dan eksis pada tahun 1980-an. Relasi warok dengan gemblak dapat diklasifikasikan menjadi relasi sebagai kekasih, sebagai anak-baoak, dan sebagai guru-murid. Warok sebagai seorang figur yang lahir di tengah masyarakat Ponorogo telah dikenal sebagai tokoh yang memiliki ilmu kanuragan tinggi, memiliki fisik yang kuat serta sehat, dan kuat secara lahir dan batin. Hal tersebut merujuk pada kemagisan dan keganjilan yang berkaitan dengan unsur kekuatan gaib atau laku mistik dalam kehidupan sosial warok. Selanjutnya, dalam teori antropologi sastra dibahas secara singkat mengenai tujuh unsur kebudayaan yang ada pada cerita novel tersebut.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127549
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2333]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository