Show simple item record

dc.contributor.authorNOVITASARI, Eka
dc.date.accessioned2025-07-28T05:20:35Z
dc.date.available2025-07-28T05:20:35Z
dc.date.issued2023-07-25
dc.identifier.nim190110201064en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127549
dc.descriptionValidasi_firli_24_Juli_25 ::Finalisasi unggah file repositori tanggal 1 Agustus 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractDalam kehidupan yang serba modern ini manusia tidak dapat lepas dari adat-istiadat, budaya, dan tradisi. Tradisi adalah salah satu unsur kebudayaan. Indonesia merupakan negara yang kaya tradisi. Novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas menceritakan masa kecil seorang anak yang menjalani kehidupan sebagai gemblak milik warok terpandang. Novel tersebut mengangkat relasi hubungan yang terjalin antara gemblak dengan warok dalam kesenian Reog. Han Gagas sebagai penulis novel tersebut ingin menggambarkan unsur budaya lokal, mistis, dan sejarah keberadaan tradisi gemblak melalui tulisannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat novel Tembang Tolak Bala sebagai bahan penelitian berjudul “Tradisi Gemblak dalam Novel Tembang Tolak Bala Karya Han Gagas: Kajian Antropologi Sastra”. Terdapat dua rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu; 1) bagaimana keterkaitan antarunsur struktur dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas, 2) bagaimana tradisi gemblak dan aspek kebudayaan yang lain dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan keterkaitan antarunsur struktur dalam novel Tembang Tolak Bala, yang meliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik serta latar. Selanjutnya, mendeskripsikan tradisi gemblak dan aspek kebudayaan yang lain dalam novel Tembang Tolak Bala karya Han Gagas, meliputi eksistensi gemblak, relasi gemblak dengan warok, serta kemagisan dan keganjilan kehidupan sosial warok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan cara melakukan studi pustaka, menganalisis data-data, dan melakukan wawancara sebagai data pendukung yang merujuk pada eksistensi tradisi gemblak. Hasil yang diperoleh dari penelitian menggunakan teori struktural adalah tema mayor dalam novel Tembang Tolak Bala yaitu tradisi gemblak yang dilakukan oleh para warok dalam kesenian Reog Ponorogo. Tema minor pada novel ini adalah adanya cinta dan kasing sayang serta benci dan dendam yang dirasakan oleh tokoh utama sebagai pelakunya (gemblak). Tokoh dan perwatakan didapat dari melihat tema yang telah dijelaskan. Berdasarkan tema cerita Hargo sebagai tokoh utama dan Mei ling, Ibu, Ki Ageng Mirah, Tejowulan, dan Juli berperan sebagai tokoh bawahan. Perwatakan atau sifat yang dimiliki oleh masing-masing tokoh tersebut dapat menimbulkan konflik internal (konflik batin) dan konflik eksternal (konflik fisik). Latar merupakan tahap terakhir yang dibahas di dalam analisis unsur struktural. Terdapat tiga latar yang ada dalam cerita yaitu latar tempat diantaranya Ponorogo dan Telaga Ngebel, latar waktu diantaranya waktu pagi, siang, sore, dan malam, dan latar sosial diantaranya relasi social dan kepercayaan pelaku reog. Tema dalam penceritaan tidak dapat terlepas dari adanya dukungan tokoh dan perwatakan. Sama halnya dengan konflik serta latar yang memiliki keterkaitan antarunsur dengan tema serta tokoh dan perwatakan. Hasil analisis teori antropologi sastra menunjukkan adanya tujuh unsur kebudayaan dalam novel yang dibahas. Meskipun demikian, kajian lebih ditekankan pada tradisi gemblak. Eksistensi tradisi gemblak dalam kesenian Reog Ponorogo yang sekarang keberadaannya sudah tidak ada lagi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pergeseran yang disebabkan adanya pemahaman yang kuat mengenai kepercayaan atau agama, sehingga mempengaruhi pola pikir paara warok. Kegiatan penggemblakan yang eksis pada masanya sekarang sulit dijumpai keberadaannya karena diketahui kegiatan penggemblakan tersebut terakhir ada dan eksis pada tahun 1980-an. Relasi warok dengan gemblak dapat diklasifikasikan menjadi relasi sebagai kekasih, sebagai anak-baoak, dan sebagai guru-murid. Warok sebagai seorang figur yang lahir di tengah masyarakat Ponorogo telah dikenal sebagai tokoh yang memiliki ilmu kanuragan tinggi, memiliki fisik yang kuat serta sehat, dan kuat secara lahir dan batin. Hal tersebut merujuk pada kemagisan dan keganjilan yang berkaitan dengan unsur kekuatan gaib atau laku mistik dalam kehidupan sosial warok. Selanjutnya, dalam teori antropologi sastra dibahas secara singkat mengenai tujuh unsur kebudayaan yang ada pada cerita novel tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectAntropologi Sastraen_US
dc.subjectTradisi Gemblaken_US
dc.subjectAnalisis Novelen_US
dc.subjectNovel Tembang Tolak Balaen_US
dc.titleTradisi Gemblak dalam Novel Tembang Tolak Bala Karya Han Gagas: Kajian Antropologi Sastraen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSastra Indonesiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Heru Setya Puji Saputra, M.Hum.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dewi Angelina, S.S., M.A.en_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_24_Juli_25en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record