• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Wacana Kritis tentang Isu Gender pada Segmen Beropini di Akun Youtube Gita Savitri Devi

    Thumbnail
    View/Open
    AYU MUFAIQOH_180110201066 (818.5Kb)
    Date
    2025-01-24
    Author
    MUFAIQOH, Ayu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    YouTube merupakan salah satu media yang paling banyak digunakan di kalangan masyarakat. Salah satu orang yang memanfaatkan media YouTube adalah Gita Savitri Devi. Tujuan penelitian yaitu: 1) mendeskripsikan bagaimana bentuk struktur mikro, superstruktur, dan struktur makro pada video monolog yang berjudul “Senyum dong, Neng!” Beropini Episode 40, 2) mendeskripsikan ideologi apa yang tercermin pada video monolog yang berjudul “Senyum dong, Neng!” Beropini Episode 40. Jenis penelitian ini penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk. Data yang digunakan dalam penelitian berupa teks transkripsi video Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini yang terdiri atas tuturan berupa kata, kalimat dan gambar. Data penelitian bersumber dari video monolog di akun youtube Gita Savitri Devi yang berjudul “Senyum dong, Neng?” Beropini Episode 40. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi (pengamatan) dan teknik dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari analisis data menunjukkan bahwa pada struktur makro (tematik)/tema tentang wacana kekerasan verbal berupa cat calling sebagai bentuk objektifikasi terhadap perempuan. Superstruktur (skematik) bagian pembuka penutur mengutarakan keresahan diri penutur sebagai perempuan yang sering mendapatkan pelecehan seksual berupa kekerasan verbal atau cat calling yang didapatkan di kehidupan sehari-hari dan di media sosial. Di bagian isi, penutur mengutarakan terkait cat calling sebagai bentuk objektifikasi terhadap perempuan, dilanjutkan memberi contoh kasus pelecehan seksual yang disebabkan oleh kesalahpahaman dari “senyum perempuan”, kemudian penutur mengungkapkan terkait keberadaan perempuan yang bergantung pada sudut pandang laki-laki disertai contoh perbandingan stereotip antara laki-laki dan perempuan, selanjutnya seksisme di tengah-tengah masyarakat di Indonesia, dan menerangkan bias gender di kehidupan nyata dan contohnya di tempat kerja. Di bagian penutup, berisi harapan dari penutur untuk berhenti melakukan objektifikasi perempuan. Selanjutnya struktur mikro, elemen semantik, pada aspek latar atau latar belakang tuturan adalah karena objektifikasi dan budaya patriarki masih mendominasi berbagai aspek kehidupan perempuan seperti di aspek pekerjaan, pendidikan, dan domestik di Indonesia. Aspek detil, penutur menggunakan detil berupa memberikan ilustrasi konkret. Selanjutnya aspek maksud. Maksud/tujuan penutur dalam teks adalah menyerukan protes dan penolakan terhadap tindakan objektifikasi serta ajakan untuk perubahan terkait cara pandang terhadap perempuan. Di aspek pranggapan yang di dalamnya terdapat beberapa pranggapan antara lain: pranggapan bahwa perempuan berdandan untuk menarik perhatian laki-laki, pranggapan bahwa pakaian perempuan memengaruhi perilaku laki-laki. Selanjutnya aspek koherensi, di aspek koherensi menganalisis konjungsi. Konjungsi yang terdapat pada teks di antaranya: konjungsi pembeda “meanwhile”, dan konjungsi pertentangan “tapi”. Selanjutnya pada aspek bentuk kalimat. Bentuk kalimat pada teks menggunakan bentuk kalimat campuran berupa kalimat deklaratif dan kalimat imperatif. Selanjutnya aspek kata ganti yang terdiri atas kata ganti orang “gue”, “kita”, “dia”, “mereka”, dan “ini”. Selanjutnya elemen stilistik aspek leksikon menggunakan kata gumoh, power, dan menjaga si cowok. Selanjutnya elemen retoris aspek grafis menggunakan gambar meme dan foto tangkapan layar untuk mendukung informasi. Selanjutnya di aspek metafora, penutur menggunakan metafora kucing dan ikan asin untuk menggambarkan situasi di masyarakat yang memaklumi perilaku buruk laki-laki. Setelah melakukan analisis, ideologi yang tercermin pada tuturan teks monolog Gita Savitri Devi Episode 40 “Senyum dong, Neng!”, adalah ideologi feminisme sosial dan budaya, yang mencakup penolakan terhadap norma patriarki, penolakan objektifikasi terhadap perempuan, dan kritik terhadap ketimpangan stereotip gender di Indonesia.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127311
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2323]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository