dc.description.abstract | YouTube merupakan salah satu media yang paling banyak digunakan di
kalangan masyarakat. Salah satu orang yang memanfaatkan media YouTube
adalah Gita Savitri Devi. Tujuan penelitian yaitu: 1) mendeskripsikan bagaimana
bentuk struktur mikro, superstruktur, dan struktur makro pada video monolog
yang berjudul “Senyum dong, Neng!” Beropini Episode 40, 2) mendeskripsikan
ideologi apa yang tercermin pada video monolog yang berjudul “Senyum dong,
Neng!” Beropini Episode 40.
Jenis penelitian ini penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan
Analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk. Data yang digunakan dalam penelitian
berupa teks transkripsi video Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini yang
terdiri atas tuturan berupa kata, kalimat dan gambar. Data penelitian bersumber
dari video monolog di akun youtube Gita Savitri Devi yang berjudul “Senyum
dong, Neng?” Beropini Episode 40. Metode penelitian dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi (pengamatan) dan teknik dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dari analisis data menunjukkan bahwa pada struktur
makro (tematik)/tema tentang wacana kekerasan verbal berupa cat calling sebagai
bentuk objektifikasi terhadap perempuan. Superstruktur (skematik) bagian
pembuka penutur mengutarakan keresahan diri penutur sebagai perempuan yang
sering mendapatkan pelecehan seksual berupa kekerasan verbal atau cat calling
yang didapatkan di kehidupan sehari-hari dan di media sosial. Di bagian isi,
penutur mengutarakan terkait cat calling sebagai bentuk objektifikasi terhadap
perempuan, dilanjutkan memberi contoh kasus pelecehan seksual yang
disebabkan oleh kesalahpahaman dari “senyum perempuan”, kemudian penutur
mengungkapkan terkait keberadaan perempuan yang bergantung pada sudut pandang laki-laki disertai contoh perbandingan stereotip antara laki-laki dan
perempuan, selanjutnya seksisme di tengah-tengah masyarakat di Indonesia, dan
menerangkan bias gender di kehidupan nyata dan contohnya di tempat kerja. Di
bagian penutup, berisi harapan dari penutur untuk berhenti melakukan
objektifikasi perempuan. Selanjutnya struktur mikro, elemen semantik, pada
aspek latar atau latar belakang tuturan adalah karena objektifikasi dan budaya
patriarki masih mendominasi berbagai aspek kehidupan perempuan seperti di
aspek pekerjaan, pendidikan, dan domestik di Indonesia. Aspek detil, penutur
menggunakan detil berupa memberikan ilustrasi konkret. Selanjutnya aspek
maksud. Maksud/tujuan penutur dalam teks adalah menyerukan protes dan
penolakan terhadap tindakan objektifikasi serta ajakan untuk perubahan terkait
cara pandang terhadap perempuan. Di aspek pranggapan yang di dalamnya
terdapat beberapa pranggapan antara lain: pranggapan bahwa perempuan
berdandan untuk menarik perhatian laki-laki, pranggapan bahwa pakaian
perempuan memengaruhi perilaku laki-laki. Selanjutnya aspek koherensi, di aspek
koherensi menganalisis konjungsi. Konjungsi yang terdapat pada teks di
antaranya: konjungsi pembeda “meanwhile”, dan konjungsi pertentangan “tapi”.
Selanjutnya pada aspek bentuk kalimat. Bentuk kalimat pada teks menggunakan
bentuk kalimat campuran berupa kalimat deklaratif dan kalimat imperatif.
Selanjutnya aspek kata ganti yang terdiri atas kata ganti orang “gue”, “kita”,
“dia”, “mereka”, dan “ini”. Selanjutnya elemen stilistik aspek leksikon
menggunakan kata gumoh, power, dan menjaga si cowok. Selanjutnya elemen
retoris aspek grafis menggunakan gambar meme dan foto tangkapan layar untuk
mendukung informasi. Selanjutnya di aspek metafora, penutur menggunakan
metafora kucing dan ikan asin untuk menggambarkan situasi di masyarakat yang
memaklumi perilaku buruk laki-laki.
Setelah melakukan analisis, ideologi yang tercermin pada tuturan teks
monolog Gita Savitri Devi Episode 40 “Senyum dong, Neng!”, adalah ideologi
feminisme sosial dan budaya, yang mencakup penolakan terhadap norma patriarki, penolakan objektifikasi terhadap perempuan, dan kritik terhadap
ketimpangan stereotip gender di Indonesia. | en_US |