Identifikasi Molekuler Jamur Penyebab Karat Daun (Puccinia sp.) pada Tanaman Tebu
Abstract
Jamur karat daun tebu (Puccinia sp.) menjadi tantangan dalam budidaya
tebu karena dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar, yakni $150-
210 juta dolar Australia. Perkembangan infeksi jamur karat daun tebu dipengaruhi
oleh suhu tinggi dan curah hujan lebat sehingga mengakibatkan surplus air tanah.
Dengan demikian, kondisi agroklimat tanaman menjadi sangat lembab, sehingga
jamur karat daun dapat tumbuh lebih cepat. Terdapat kemungkinan bahwa spesies
jamur karat daun tebu berbeda pada tiap wilayah karena persebarannya dipengaruhi
oleh varietas, iklim, dan kondisi lingkungan regional tebu. Selain itu, famili
Pucciniaceae juga sering kali mengalami kesalahan identifikasi pada penelitian
dahulu karena terdapat beberapa jamur yang sulit dibedakan secara morfologis dan
hanya bisa diketahui dengan identifikasi molekuler. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh data identifikasi jamur karat daun tebu secara morfologi dan
molekuler hingga tingkat spesies serta untuk mengetahui spesifisitas primer yang
telah didesain untuk Puccinia kuehnii dan Puccinia melanocephala.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler dan
Bioteknologi, UPA Pengelolaan Limbah dan Laboratorium Terpadu, Universitas
Jember mulai bulan April 2024 sampai Oktober 2024. Morfologi Puccinia sp.
dianalisis menggunakan Mikroskop SEM (Scanning Electron Microscopy),
sedangkan secara molekuler Puccinia sp. dianalisis dengan PCR (Polymerase
Chain Reaction) menggunakan primer spesifik yang telah didesain menggunakan
sekuen Puccinia sp. dari wilayah Internal Transcribed Spacer (ITS 1 dan ITS 2)
yang terdapat di database National Center for Biotechnology Information (NCBI).
Parameter yang diamati berupa bentuk, dan ukuran spora jamur karat daun serta ada
tidaknya pita DNA hasil elektroforesis yang divisualivisasi dengan alat Gel
Documentation.
Dari analisis morfologi terlihat bahwa sampel dari kedua lokasi, yakni Kab.
Bondowoso dan Kab. Blitar memiliki bentuk spora ellipsoidal dan obovoid. Ukuran
spora dari kedua lokasi tersebut berukuran 28-46 μm × 16-30 μm untuk Kab.
Bondowoso, dan 31-52 μm × 15-26 μm untuk Kab. Blitar. Secara molekuler berdasarkan hasil elektroforesis menggunakan primer PK untuk P. kuehnii dan PM
untuk P. melanocephala ditemukan adanya pita DNA.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4447]