Optimasi Tween 80 dan Propilen Glikol dalam Sediaan Nanoemulsi Minyak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai Antioksidan Topikal
Abstract
Kulit adalah organ pelindung tubuh terluar yang sering terpapar radikal
bebas akibat polusi udara dan sinar matahari. Paparan radikal bebas dapat merusak
sel kulit sehingga dapat menyebabkan kanker, peradangan, atau masalah estetika
yang mengarah pada penuaan dini (Silva dkk., 2017). Radikal bebas dapat diatasi
dengan antioksidan. Antioksidan dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh.
Apabila jumlah radikal dalam tubuh tidak dapat mencukupi untuk menetralisir
radikal bebas maka dibutuhkan antioksidan alami dari luar tubuh, salah satunya
yaitu minyak daun cengkeh.
Minyak daun cengkeh telah diteliti memiliki aktivitas antioksidan yang
sangat kuat (Tahir dkk., 2020). Penggunaan secara langsung pada kulit kurang
efektif karena eugenol memiliki stabilitas yang rendah sehingga perlu
diformulasikan menjadi sediaan dengan sistem penghantaran yang tepat dan stabil
agar memiliki tingkat penetrasi ke dalam kulit yang tinggi (Souza dkk., 2019).
Sediaan yang dipilih adalah nanoemulsi. Nanoemulsi adalah sediaan emulsi yang
bersifat tembus cahaya atau transparan dan mempunyai ukuran droplet antara 1-100
nm (Aini dkk., 2022). Ukuran droplet yang kecil menjadikan penetrasi ke dalam
kulit jauh lebih baik. Sediaan nanoemulsi tersusun atas beberapa komponen, yaitu
surfaktan, kosurfaktan, fase air, dan fase minyak (Sadeq, 2020).
Surfaktan terbagi menjadi 4 yaitu surfaktan nonionik, anionik, kationik, dan
amfoterik. Surfaktan nonionik lebih sering digunakan karena bersifat tidak toksik
dibandingkan dengan surfaktan lainnya. Salah satu surfaktan nonionik yang
memiliki HLB tinggi yaitu tween atau polysorbate. Surfaktan tween 80 digunakan
untuk pembuatan nanoemulsi karena bersifat tidak mengiritasi, dan tidak toksik
(Goel dkk., 2023). Adanya kosurfaktan dapat membantu surfaktan dalam
menurunkan tegangan antarmuka. Propilen glikol dipilih karena memiliki kombinasi paling baik dengan tween 80 dalam membentuk sistem nanoemulsi
dibandingkan dengan PEG 400 dan gliserin (Nirmalayanti, 2021). Selain itu, dapat
berperan juga sebagai humektan yang dapat meningkatkan hidrasi kulit sehingga
berperan penting dalam penetrasi obat (Goel dkk., 2023).
Pada penelitian ini dilakukan optimasi menggunakan metode desain
faktorial untuk mengetahui pengaruh tween 80 dan propilen glikol terhadap
evaluasi dan karakteristik nanoemulsi. Konsentrasi tween 80 yang digunakan
adalah 20-35 gram, sedangkan konsentrasi propilen glikol yang digunakan adalah
5-10 gram. Respon dalam optimasi meliputi nilai % Transmitan, pH, dan viskositas.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan design expert software diperoleh bahwa
tween 80 memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai % transmitan, pH, dan
viskositas, sedangkan propilen glikol memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai
% transmitan, dan menurunkan nilai pH dan viskositas. Interaksi antara tween 80
dan propilen glikol memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai % transmitan dan
viskositas, serta menurunkan nilai pH.
Hasil analisis menggunakan design expert software menghasilkan formula
optimum dengan komposisi tween 80 sebesar 35gram dan propilen glikol sebesar
10gram dengan hasil evaluasi yang telah sesuai dengan literature dan karakteristik
fisik yaitu ukuran droplet 14,0 ± 3,7 nm, bersifat monodispersi dengan
polydispersity index sebesar 0,050, memiliki nilai potensial zeta –22,8 mV, dan
stabil baik metode centrifugation maupun freeze thaw cycle. Selain itu, formula
optimum nanoemulsi minyak daun cengkeh memiliki IC50 yang tergolong sangat
kuat yakni sebesar 6,832 𝜇g/ml.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1535]