Hubungan Antara Orientasi Belajar dengan Tingkat Partisipasi Peseta Pelatihan PPKS di UPT Balai Diklat KKB Jember
Abstract
Orientasi belajar pada orang dewasa adalah berpusat pada masalah, orang
dewasa akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran apabila materi dalam
pembelajaran tersebut relevan dengan yang sedang dihadapi dan dapat segera
diterapkan dalam kehidupan mereka. Perbedaan orientasi belajar yang dimiliki oleh
tiap peserta pelatihan akan berpengaruh kepada tingkat partisipasi peserta. Hal
tersebut dikarenaan dengan orientasi belajar yang dimiliki maka akan memunculkan
minat dan motivasi pada diri peserta untuk berpartisipasi penuh dalam setiap
rangkaian pembelajaran. Seperti halnya pada pelatihan PPKS (Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera) yang dilaksanakan di UPT Balai Diklat KKB Jember, dimana
terdapat beberapa peserta pelatihan dengan orientasi belajar yang berbeda, sehingga
hal tersebut berpengaruh pada partisipasi peserta dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian ini dirumuskan masalah
yaitu, “Adakah hubungan antara orientasi belajar dengan tingkat partisipasi peserta
pelatihan PPKS di UPT Balai Diklat KKB Jember?” penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara orientasi belajar dengan tingkat
partisipasi peserta pelatihan di UPT Balai Diklat KKB Jember.
Metode yang digunakan yaitu korelasional, menggunakan pendekatan
kuantitatif. Lokasi penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive area.
Sampel pada penelitian ini merupakan peserta pelatihan yang telah mengikuti
kegiatan pelatihan PPKS di UPT Balai Diklat KKB Jember berjumlah 41 orang,
menggunakan teknik pengambilan sampel, yaitu random sampling. Data pada
penelitian ini didapatkan dari penyebaran kuesioner secara online dengan Google
Form serta pengumpulan data melalui metode dokumentasi. Uji validitas
dilakukan di DP3AKB Jember karena memiliki karakterisik yang sama. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik uji analisis product moment
menggunakan bantuan perangkat SPSS versi 25.
Hasil analisis uji korelasi product moment dilakukan pada indikator orientasi
belajar berpusat pada pemecahan masalah (X1.1) dengan Tingkat Partisipasi (Y)
memiliki nilai 0,892 termasuk dalam kategori sangat kuat, dibuktikan dengan
peserta yang lebih berpartisipasi aktif apabila pembelajaran relevan dengan
kehidupan sehingga bisa membantu mereka untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Indikator orientasi belajar terhadap diri (X1.2) dengan Tingkat Partisipasi
(Y) mendapatkan hasil 0,861 dengan kategori sangat kuat, dibuktikan dengan
partisipasi peserta pelatihan dalam pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan
dan meningkatkan potensi yang dimiliki guna memenehuhi kebutuhan dirinya
kaitannya dengan meningkatkan profesionalitas guan menunjang karir. Indikator
orientasi belajar terhadap peran lingkungan sosial dan komunitas (X1.3) dengan
Tingkat Partisipasi (Y) menghasilkan nilai 0,852 termasuk dalam kategori sangat
kuat, dibuktikan dengan peserta lebih berpartisipasi mengikuti pembelajaran karena
adanya kebutuhan dalam diri mereka untuk meningkatkan perannya dalam
lingkungan sosial dan komunitas. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan antara Orientasi Belajar (X) dengan Tingkat Partisipasi (Y) dan
didapatkan hasil 0.916 yang termasuk dalam kategori sangat kuat, dibuktikan
dengan adanya orientasi belajar yang dimiliki peserta pelatihan yang
mempengaruhi tingkat partisipasi, karena semakin kuat orientasi belajar peserta
akan memunculkan motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
partisipasi peserta pelatihan dalam proses pembelajaran.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara orientasi belajar
(X) dengan tingkat partisipasi (Y) peserta pelatihan PPKS. Dibuktikan dengan nilai
r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,916> 0,316). Diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
tujuan belajar peserta pelatihan serta merancang pembelajaran berdasarkan
orientasi belajar orang dewasa sehingga dapat meningkatkan partisipasi peserta
dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran dengan
maksimal.