• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Keanekaragaman Serangga Hama Kopi pada Dua Tipe Penaung Dalam Sistem Agroforestri Berbasis Kopi di Desa Pace Kabupaten Jember

    Thumbnail
    View/Open
    Wanda Hamidah Zakiyah Febrianti_211510501012 (2.909Mb)
    Date
    2025-01-16
    Author
    FEBRIANTI, Wanda Hamidah Zakiyah
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kopi dengan total produksi pada tahun 2021 sebesar 8.901,6 ton. Tanaman kopi merupakan tanaman perdu C3 sehingga dalam proses fotosintesis memerlukan intensitas cahaya tidak penuh. Sebagian besar petani kopi di Desa Pace menanam pohon sebagai penaung berupa pohon Sengon dan Lamtoro. Penurunan produksi kopi dapat disebabkan oleh serangan hama yang menyerang tanaman kopi. Serangga hama yang menyerang tanaman kopi seperti Penggerek buah kopi, Kutu putih, dan Penggerek batang kopi. Hama penggerek buah kopi menyerang buah kopi dengan menggerek buah hingga berlubang, akibat serangan hama PBKo dapat menunjukkan persentasi gejala sebesar 86%. Kutu putih merupakan hama yang merusak kopi dengan cara menghisap cairan, bagian yang terserang akan kering berakhir mengalami kematian. Hama penggerek batang kopi menyerang batang dengan menggerek menuju empulur atau xylem ditandai dengan bekas gerekan berupa serpihan jaringan yang bercampur kotoran pada bagian permukaan lubang. Keberadaan pohon penaung dapat mempengaruhi kondisi iklim mikro yang mendukung perkembangan hama seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang diterima. Hal tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi fisik kedua jenis naungan seperti ukuran daun dan kanopi berpengaruh terhadap cahaya yang diterima oleh tanaman kopi. Namun, penelitian mengenai keanekaragaman serangga hama kopi pada dua tipe penaung dalam sistem agroforestri berbasis kopi masih sangat minim dilakukan di Jember. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga hama kopi pada dua tipe penaung dalam sistem agroforestri berbasis kopi di Desa Pace Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan di dua tempat dengan dua tipe penaung yang berbeda yaitu penaung Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Lamtoro (Leucaena leucocephala). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling menggunakan yellow pan trap, perangkap botol atraktan, dan mengamati serangga hama secara langsung pada lahan pengamatan. Pemasangan perangkap diletakkan secara sistematik yakni dengan sistem diagonal untuk memastikan distibusi merata dan merepresentatif dari keanekaragaman serangga hama kopi yang ada di lahan tersebut. Kriteria tanaman kopi yang dapat dijadikan titik sampel adalah 1) tanaman kopi memiliki buah produktif, 2) kedua tipe lahan memiliki jenis kopi yang sama. Sampel yang telah terkumpul akan diidentifikasi hingga tingkat famili dan ditabulasikan menggunakan Microsoft Excel. Analisis data yang digunakan adalah Indeks Nilai Penting, Indeks Keanekaragaman Jenis Shanon Wienner (H’), Indeks Kemerataan Jenis Evennes (E), Indeks Kekayaan Jenis Margalef (Dmg), Indeks Bray-Curtis, Uji Shapiro Wilk Normality, T-Test, dan Analisis Korelasi FisikLingkungan. Serangga hama yang ditemukan pada dua lahan pengamatan agroforestri kopi yaitu 15 famili dengan total individu sebanyak 454. Keanekaragaman serangga hama sebanyak 13 famili 243 individu pada naungan Sengon dan 9 famili 211 individu pada naungan Lamtoro. Scolytidae merupakan famili serangga hama penting yang paling banyak ditemukan pada kedua lokasi. Tingginya populasi serangga hama dapat disebabkan faktor sumber makanan yang tersedia, ketinggian tempat dan teknik budidaya yang dilakukan petani. Hasil uji t-test serangga hama pada agroforestri kopi dengan naungan Sengon dan Lamtoro tidak berbeda secara signifikan (p value > 0,05). Hal tersebut menunjukkan perbedaan jenis penaung tidak cukup kuat untuk membedakan serangga hama antar lokasi. Hasil analisis Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada lahan naungan Sengon adalah Pseudococcidae sebesar 90,00% (PL), Flatidae sebesar 47,37% (YPT), dan Scolytidae sebesar 74,04% (BA). Nilai INP tertinggi pada lahan naungan lamtoro pada seluruh metode pengambilan adalah famili Scolytidae sebesar 87,50% (PL), 53,20% (YPT), dan 111,36% (BA). Hasil indeks ekologi menunjukkan indeks keanekaragaman pada kategori rendah hingga sedang, indeks kemerataan pada kategori sedang hingga tinggi, dan indeks kekayaan pada kategori rendah.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127166
    Collections
    • UT-Faculty of Agriculture [4425]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository