Sindrom Antikolinergik akibat Overdosis Cetirizin: Laporan Kasus
Date
2024-06-01Author
FAJAR KUSUMA, Irawan
ARIF HADI KHOIRUDDIN, Mukhammad
WINDYA FEBRIYANTI, Yusi
Metadata
Show full item recordAbstract
Toksisitas antikolinergik dapat diakibatkan oleh obat antihistamin. Toksisitas
antikolinergik jarang terjadi pada antihistamin generasi dua seperti cetirizine.
Penggunaan cetirizine melebihi dosis yang direkomendasikan akan menimbulkan
sindrom antikolinergik. Seorang perempuan berusia 16 tahun dibawa ke Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember dengan riwayat pingsan di sekolah
setelah minum 5-6 tablet cetirizine 5 mg. Awalnya dalam keadaan pingsan pasien dibawa
ke Puskesmas, kemudian pasien sadar dan muntah-muntah. Pasien juga merasakan
pusing, mual, dan mulut kering. Karena belum membaik, pasien dirujuk ke Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan denyut jantung 105 denyut per menit dan kedua mata pasien cowong.
Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal menunjukkan kadar BUN, kreatinin serum, SGOT, dan
SGPT normal. Gejala yang muncul akibat toksisitas antihistamin antara lain kemerahan
pada kulit, anhidrosis, kurangnya produksi keringat, hipertermia, midriasis, halusinasi,
delirium, dan retensi urine. Antihistamin merupakan antikolinergik yang bekerja sebagai
antimuskarinik. Kerja cetirizine pada reseptor muskarinik M1, M2, dan M3 menyebabkan
gejala yang muncul pada pasien. Cetirizine juga dapat menginduksi toksisitas terhadap
hati dan ginjal. Pemahaman lebih lanjut terkait dosis dan penggunaan cetirizine
diperlukan untuk mengurangi efek obat yang merugikan.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7410]