Pengaruh Zat Surfaktan pada Bioherbisida Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Gulma Wewehan (Monocharia vaginalis F.)
Abstract
Gulma wewehan tumbuh di areal persawahan padi di berbagai daerah di Indonesia. Gulma wewehan bahkan dapat mengakibatkan penurunan hasil padi sampai 82%. Menanggulangi gulma banyak caranya, salah satunya ialah menggunakan herbisida sintetik maupun organik, namun jika terlalu banyak kandungan herbisida sintetik berbahan dasar kimia terlalu banyak mengakibatkan banyak masalah kesehatan tanah maupun manusia, oleh karena itu dibutuhkan suatu zat herbisida organik yang mudah dibuat dan efektif, salah satunya ialah ekstrak daun ketapang. Ekstrak daun ketapang memiliki banyak senyawa alelopati seperti flavonoid, terpenoid, saponin, dan tanin yang dapat mempengaruhi tumbuhnya gulma wewehan sehingga dapat membantu untuk mengendalikan dengan mengurangi penggunaan herbisida
Kelemahan dalam penggunaan bioherbisida hampir semuanya sama, yaitu kurangnya efektivitas terhadap target sehingga harus ada senyawa pembantunya agar lebih dapat efektif lagi, salah satu senyawa yang seringkali digunakan untuk meningkatkan efektivitas suatu herbisida maupun pestisida lainnya ialah surfaktan atau yang sering disebut dengan perekat dan perata. Perekat dan perata yang dipakai kali ini ada 2 yaitu alkylphenol ethoxylates succinicester sulfonic acid sodium dan alkilaril poliglikol eter. Fomulasi kedua jenis surfaktan digunakan sesuai dengan dosis yang tertera dan setengah dosis yang tertera diformulasikan dengan esktrak buah ketapang dapat menghambat pertumbuhan dari gulma.
Formulasi ekstrak daun ketapang dengan surfaktan yang terbaik ialah pada surfaktan dengan bahan aktif alkylphenol ethoxylates succinicester sulfonic acid dengan dosis 0,1 ml/100ml ekstrak murni ketapang yang menyebabkan fitoksisitas pada skala skoring 4 keracunan atau kematian sangat berat (warna daun serta bentuk tidak normal pertumbuhan tanaman tidak normal sampai tanaman mati, tingkat keracunan >70%), penurunan pertumbuhan tinggi tanaman sebesar 0.62 cm selama 24 hari, rata-rata tinggi akhir 20.26cm, rata-rata berat basah 3.76 gram, dan rata-rata berat kering 1.38 gram. Perbandingan ini sangatlah baik atau dapat dikatakan cukup efektif jika dibandingkan kontrol untuk mengendalikan gulma wewehan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4401]